Ketika niat dan takdir tak sejalan, beginilah jadinya. Niat hati begini tetapi takdir mengharuskan begitu.
Jauh-jauh hari keluarga kami sudah berniat ingin lebaran di Bandung. Maka segala persiapan dan rencana telah dicanangkan. Bahkan H-7 saya berangkat duluan karena libur lebih awal.
Tetapi takdir tidak berpihak kepada saya. Sebab saya harus kembali pulang sebelum lebaran tiba dikarenakan adik jatuh sakit. Kalau membatalkan keberangkatan semua tentu tidak mungkin. Keluarga di Bandung sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Bahkan memasak menu pilihan kami masing-masing. Ada yang pesan sop buntut, sop iga, dan ada yang minta dibuatkan bistik.
Akhirnya harus ada yang berkorban tidak ikut lebaran di sana untuk menjaga dan mengurus adik yang sakit. Dan orang itu adalah saya. Maka begitulah, akhirnya saya harus kembali pulang setelah tiga hari berada di Bandung.
Kami lebaran hanya berdua sementara tetangga juga mudik semua. Berhubung masih lemas jadi adik saya tak ikut salat Ied. Saya berangkat sendiri lalu berlebaran keliling kampung juga sendirian. Sedih? Tidak juga. Hanya merasa ada yang kurang. Tapi tak apa. Jalani saja. Itu takdir yang telah digoreskan kepada saya.
Saat tiba di rumah, ada panggilan masuk dan pesan WhatsApp dari seorang kawan.
"Mba..Main ke rumahku dong. Temenin aku. Ada open house di rumah."
Setelah mengecek kondisi adik dan sudah aman untuk ditinggal, akhirnya saya putuskan berangkat berlebaran ke rumah kawan. Kebetulan saya belum pernah ke rumahnya juga. Lumayan jauh soalnya dari Tangerang. Yaitu Lenteng Agung.
Tiba di rumah kawan tak banyak juga yang bisa dilakukan. Semua sudah ada yang menangani. Jadi duduk manis saja sambil menunggu tamu yang hadir. Tak lama berdatanganlah para tamu. Kebanyakan keluarga sendiri kata kawan saya.
Saya ikut menyambut mereka satu per satu. Berbaur dan ngobrol dengan mereka terutama yang sepantaran. Tentu saja ikut pula mencicipi menu lebaran yang berbeda dari kebanyakan menu lebaran.
Terakhir menjadi fotografer ketika mereka ingin foto bersama. Tiba-tiba ada satu orang yang menghampiri saya dan meminta kamera yang saya pegang.