Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Tips Mengelola THR Berdasarkan Status Diri

Diperbarui: 20 Mei 2019   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image foto by pixabay.com

THR atau Tunjangan Hari Raya merupakan tiga kata yang paling dinantikan dalam kondisi seperti ini selain kata gajian. THR adalah hak seorang pekerja dari instansi tempat ia bekerja. 

Besaran dan kapan waktunya THR diberikan sudah ada aturannya. Biasanya satu bulan gaji. Jadi menjelang hari raya pemasukan bulanan kita dua kali lipat. Yeaah..senang dong. Tetapi mengapa sesudah hari raya banyak yang mengeluh. 

"Duh, akhir bulan masih jauh ya?" Dompet gue udah tipis nih."

"Uang segitu sudah habis, Bun? Kan Ayah sudah serahkan semua sama Bunda."

"Ayah kan lihat sendiri Bunda beli apa saja? Keperluan anak-anak. Kebutuhan pokok di rumah dan oleh-oleh untuk keluarga di kampung. Lebaran harga-harga naik semua Ayah. Jadi dapat THR ya tetap saja kurang."

Ups! Ini artinya ingin cepat-cepat gajian lagi. Padahal baru saja mendapat gaji dua kali lipat. Di mana coba salahnya? Kok bisa terjadi seperti itu?

Agar kejadian seperti itu tidak terulang. Rasanya perlu diingatkan cara mengelola THR yang baik. Ya, diingatkan. Karena untuk pengelolaan uang rasanya semua sudah memiliki cara masing-masing yang dianggap paling jitu. 

Hanya saja suka khilaf atau kebablasan ketika mendapat rezeki berlebih. Untuk itu perlu diingatkan. Terutama berdasarkan status diri. Jangan sampai mereka yang sudah berstatus double merasa masih single. Sebab pengeluarannya sudah berbeda. Jadi tidak bisa disamakan.

Lalu seperti apa mengelola THR berdasarkan status diri itu? Berikut ini penjabaran secara singkatnya. Semoga bermanfaat:

Single

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline