Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Suka Duka Menjadi Pemandu Wisata

Diperbarui: 23 November 2018   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandu wisata. Profesi yang kuidam-idamkan sejak dulu. Karena aku suka jalan-jalan. Rasanya senang saja bisa mengunjungi berbagai tempat yang menarik lalu menceritakannya kepada orang-orang yang belum tahu. Melihat sorot mata mereka yang antusias dengan ceritaku, merupakan kebahagian  yang tak bisa diungkap. 

Dan my dream come true. Di sinilah aku kini. Di sebuah hutan konservatif di wilayah Indonesia Timur dalam rangka memandu satu rombongan turis domestik & mancanegara.

Ini bukan kali pertama aku membawa rombongan turis. Tetapi merupakan pengalaman pertama membawa rombongan yang salah satu pesertanya adalah anak-anak.

Sebagai seorang pemandu wisata, tugas utamaku tak hanya membawa rombongan mengunjungi suatu tempat yang menarik. Lalu menjelaskan dan menerangkan tentang segala sesuatu yang terkait dengan tempat yang dikunjungi. Sehingga mereka terpesona dan ingin mengajak saudara atau kerabatnya mengunjungi tempat itu kembali.

Secara pribadi ada rasa tanggungjawab untuk membuat rombongan merasa nyaman dan aman saat bersamaku. Oleh karena itu sedikit banyak aku perlu mengetahui seperti apa gambaran para peserta tersebut. Dan itu kulakukan melalui sesi perkenalan disela-sela diperjalanan.

Tentu saja dalam suasana santai. Dengan obrolan biasa. Yang tanpa disadari para peserta jadi mengenal satu sama lain. Bahkan hingga isi tas masing-masing jadi tahu apa yang dibawanya. Karena aku buat suasana mini bus ini seperti rombongan keluarga. Penuh keakraban.

Bahkan ada yang sudah berani mengajak "kencan" saking merasa akrabnya.

"Kak, kalau sudah sampai penginapan antar aku beli oleh-oleh ya?" ujar Anggi, mahasiswi yang gemar selfie. Aku tersenyum. Mendengarnya merajuk jadi teringat adik di rumah.

"Bisa. Kalau lancar, sebelum pukul 7 malam kita sudah sampai penginapan kok. Nanti pinjam motor Pak Her saja, jadi tak perlu diantar dengan mobil," kataku yang diiringi senyuman Pak Her.

Pak Her adalah sopir kepercayaan di agen travel tempatku bekerja saat ini. Usianya sudah 50 tahun. Memiliki gangguan pada jantungnya. Sehingga tidak bisa terlalu capek atau tegang. Ia bisa lemas dan sesak karenanya. Tetapi masih dipekerjakan karena ia masih harus membiayai anaknya yang masih kecil.

"Astagfirullah!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline