Bagi saya menulis sama dengan menebar kebaikan. Tentu saja menulis hal-hal yang baik dan memberi manfaat bagi orang yang membacanya. Oleh karena itu ketika awal tahun 2015 memiliki blog pribadi, saya langsung mengikuti berbagai lomba blog. Tak peduli masih gaptek (gagap teknologi) dan blog pribadi masih acak-acakan. Pokoknya menulis. Kalah atau menang urusan mburi (belakang). Rasanya senang saja ketika apa yang saya tulis bisa bermanfaat bagi orang lain. Alhamdulillah pernah memenangkan beberapa lomba.
Selanjutnya saya mengikuti program One Day One Post yang digagas oleh Syaiful Hadi, atau yang biasa dipanggil Bang Syaiha. Dengan tujuan mensupport diri agar giat menulis setiap harinya. Alhamdulillah saya lolos mengikuti program tersebut sampai akhir. Kini One Day One Post menjadi Komunitas ODOP yang anggotanya tersebar di penjuru Nusantara.
Usai mengikuti program ODOP, saya mengikuti berbagai workshop kepenulisan. Salah satu peserta kerap memamerkan tulisannya di Kompasiana. Wah, dari sana saya tertarik juga untuk bisa menulis di Kompasiana. Bertanyalah saya kepada kawan tersebut. Sayang responnya kurang baik. Alhasil saya yang gaptek ini jadi patah semangat. "Sudah, lupakan Kompasiana," kata saya dalam hati menghibur diri.
Pada bulan Desember 2015 entah kenapa timbul lagi keinginan untuk menulis di Kompasiana. Akhirnya saya cari tahu sendiri bagaimana cara membuat akun di Kompasiana. Begitu berhasil lalu mulai bersiap menulis sesuatu di sana. Awal menulis sempat sport jantung. Karena kerap salah klik lalu Log out sendiri tanpa sempat menyimpan hasil tulisan.
Belum lagi upload gambar yang gagal terus. Jujur saya sempat stress sendiri karena tidak ada tempat bertanya. Maka begitu tulisan saya berhasil tayang, mendadak dangdutlah saya alias senang.
Saya langsung share ke grup agar kawan yang sempat mengabaikan dulu tahu, bahwa tanpa bantuannya, saya juga bisa.
Apakah setelah itu saya lantas rajin menulis di Kompasiana? Inginnya begitu. Tetapi beberapa kali kegagalan posting dan kesalahan klik membuat saya putus asa. Sehingga bulan Desember itu hanya ada dua tulisan yang saya posting. Tahun 2016 juga demikian. Hanya ada dua tulisan sepanjang tahun itu.
Tahun 2017 lebih parah lagi. Hanya ada satu tulisan. Tetapi saya sangat percaya diri untuk menghadiri acara kompasianaval. Padahal tidak ada yang saya kenal dan tidak tahu ada acara apa saja di sana. Dasar gaptek!
Pertengahan tahun 2018 saya mulai berpikir. "Jika seperti ini terus maka amalan kebaikan yang ingin saya dapatkan melalui tulisan tidak akan bertambah."
Sejak itu saya mulai giat lagi menulis di Kompasiana. Pelan-pelan dan hati-hati agar tidak salah klik sehingga membuat putus asa lagi. Semua hal yang saya rasa baik dan bermanfaat, saya tulis. Berbagai kompetisi blog di Kompasiana saya ikuti untuk menguji kemampuan menulis sesuai tema yang ditentukan. Dan belum pernah menang satu kali pun sih... hehehehe
Tapi tenang, kegagalan dalam berkompetisi tidak membuat saya putus asa kok! Saya tetap rajin menulis sesuai dengan niat dan tujuan menulis. Sampai suatu hari saya sempat bingung ketika dalam salah satu tulisan saya ada kata "pilihan" juga "Headline"