Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Nyaris Celaka Akibat Pecah Ban, Alhamdulillah Allah Masih Melindungi Kami

Diperbarui: 19 Juni 2018   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Sore ini dengan menaiki bus Arimbi jurusan Kalideres-Merak, kami (saya dan dua adik) berencana mengunjungi sanak saudara di Lampung. Dengan perbekalan yang memadai kami berangkat dengan penuh rasa gembira karena akan bertemu dengan sanak saudara yang sudah lama tak berjumpa.

Berangkat dari Tangerang pukul 17.00 WIB, otomatis kami malam di jalan. Awalnya semua biasa saja. Tak ada yang mencurigakan. Kecuali anak bayi yang begitu bus berangkat ia menangis terus tak henti. Perasaan saya tiba-tiba tak enak. Entah fakta atau mitos, tapi dari cerita orangtua kalau bayi menangis terus-menerus tanpa sebab dan tak bisa di bujuk. Bisa jadi pertanda buruk.

Dalam hati saya hanya bisa berdoa semoga perasaan saya ini salah. Sampai akhirnya bayi dan orangtuanya turun di daerah Ciruas. Tak lama mereka turun suasana bus menjadi tenang. Di jalan tol, bus melaju dengan kecepatan seperti biasa layaknya di jalan tol. Saya dan penumpang lain menikmati suasana dengan gaya masing-masing. Ada yang tidur, termenung dan bermain hp.

Saya sendiri memejamkan mata sambil berzikir karena perasaan ini tak enak. Tiba-tiba.... terdengar letusan cukup keras. Para penumpang menjerit dan berteriak ketakutan. Ban depan sebelah kiri bus kami pecah. Bus melaju dengan oleng tanpa bisa di rem. Saya hanya bisa menyebut asma Allah dengan perasaan panik juga.

Dokpri

Jujur ada perasaan takut. Sebab bus seolah tak bisa dihentikan. Jadi kami hanya menunggu keajaiban, bus berhenti sendiri dalam keadaan tak berguling-guling.

Alhamdulillah doa kami semua dikabulkan. Bus berhenti tepat di km 66 dalam posisi miring. Kami semua segera turun masih dalam suasana panik. Ya Allah...ban bus yang kami tumpangi habis tergerus. Pantas tak bisa di rem. 

Sopir bus segera menelpon bantuan. Dan kami diminta tenang karena akan ada bus lain yang datang mengangkut kami. Akhirnya bus yang kami tunggu datang. Saya dan penumpang lain kembali melanjutkan perjalanan dengan perasaan yang tak menentu. 

Saat tulisan ini saya buat, saya sedang dalam perjalanan menuju Merak. Semoga tak ada lagi halangan sampai kami tiba ditujuan esok hari. Aamiiin...(EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline