Bagi pencinta kuliner dan dunia masak-memasak tentu sudah tidak asing lagi dengan nama yang satu ini. Chef Ranu. Salah satu chef yang cukup dikenal di antara jejeran chef yang ada di negeri ini.
Ia merupakan pemecah rekor MURI tahun 2015, dengan Kreasi 100 Mie yang dimasaknya dalam waktu 3 jam. Kesibukannya terutama di bulan Ramadan seperti ini, membuat saya cukup sulit untuk membuat janji wawancara dengannya.
Sampai akhirnya, tiba juga kesempatan tersebut. Itu pun dengan beberapa ketentuan. "Usahakan jam sekian sudah sampai ya? Karena saya harus ke sana-sini." Maka dengan mantap saya jawab, "Siaaapp!"
Maka begitulah. Saya dengan mengendarai ojek online mencari alamat yang diberikan. Dengan perasaan tak keruan akibat macet di mana-mana. Sore hari di bulan Ramadan jalanan memang sangat macet. Hampir semua orang keluar rumah. Ada yang ingin ngabuburit dan ada juga yang ingin buka bersama di suatu tempat.
Agak meleset sedikit dari waktu yang diberikan, akhirnya saya tiba juga ditujuan. "Haaaaiiiii! Akhirnya sampai juga!" Sapa Chef Ranu. "Maaf ya, seperti ini kondisinya," ujar chef Ranu lagi. "Saya menyelesaikan ini dulu. Setelah itu kita bukber di luar saja."
Sore itu chef Ranu dibantu satu asistennya sedang menyelesaikan pesanan ayam bakar dari beberapa pelanggan. "Ini kegiatan saya kalau sedang tidak ada event. Awalnya tidak ada niat jualan. Tapi ada beberapa yang usai event minta dibuatkan ini dan itu, masa saya tolak. Apalagi kalau yang memesan ibu-ibu pejabat seperti walikota Tangerang Selatan . Sombong sekali kalau saya tolak pesanannya."
Pada sore itu ngabuburit saya pun di dapur chef Ranu. Memperhatikan secara langsung proses kreatif chef dalam memasak. Usai menyelesaikan pesanan, beberapa boks dikirim melalui ojek online. Beberapa boks diantarkannya sendiri. Tidak menyuruh asistennya.
"Yuk! Kita berangkat? Nanti mampir mengantar pesanan ini dulu ya?" Dengan membonceng motor chef, saya mengikuti aktivitasnya sore itu. Mulai dari mengantar pesanan dari salah satu pejabat di Tangsel, sampai menghadiri acara bukber di salah satu klub kesehatan yang mengundangnya.
Di perjalanan kami berbincang-bincang tentang banyak hal. Ia sangat low Profile. Meski telah memiliki nama besar dan event-event besar yang memakai jasanya. Ia tetap biasa saja. Kumpul dengan teman-teman pun ia sempatkan jika ada waktu luang. Dan tentu saja yang menyenangkan, saya kebagian satu boks ayam bakar buatannya. Yeaaahh....!!!! (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H