Lihat ke Halaman Asli

Deni Hardiana

SDN Tresnaraja

Budaya Positif di Sekolah

Diperbarui: 14 Agustus 2024   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aksi Nyata CGP Modul 1.4: Membangun Budaya Positif di Sekolah

Program Guru Penggerak (CGP) dirancang untuk mencetak guru-guru yang tidak hanya kompeten dalam mengajar, tetapi juga mampu menjadi pemimpin perubahan di sekolah mereka. Salah satu modul yang penting dalam program ini adalah Modul 14, yang membahas tentang *Budaya Positif*. Modul ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan seluruh warga sekolah.

### Apa itu Budaya Positif?

Budaya positif di sekolah merujuk pada atmosfer atau iklim yang kondusif bagi perkembangan semua pihak yang terlibat, termasuk siswa, guru, staf, dan orang tua. Ini adalah budaya di mana nilai-nilai seperti saling menghargai, kerjasama, tanggung jawab, dan keadilan menjadi landasan utama. Ketika budaya positif terwujud, sekolah menjadi tempat yang menyenangkan dan aman untuk belajar dan berkembang.

### Mengapa Budaya Positif Penting?

1. **Meningkatkan Kesejahteraan Siswa:** Siswa merasa dihargai dan didukung, yang berdampak positif pada kesehatan mental dan emosional mereka. Mereka menjadi lebih termotivasi untuk belajar dan terlibat dalam kegiatan sekolah.

2. **Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran:** Lingkungan yang positif membantu siswa fokus dan memahami materi pembelajaran dengan lebih baik. Konflik berkurang, dan interaksi antara siswa dan guru menjadi lebih harmonis.

3. **Membangun Karakter:** Budaya positif mendorong pengembangan karakter siswa. Nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, dan kerja sama menjadi bagian dari keseharian mereka.

### Langkah-Langkah Nyata Membangun Budaya Positif

1. **Menyusun Keyakinan Kelas Bersama Siswa:** Guru dapat mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam menyusun aturan kelas. Ini membantu siswa merasa memiliki tanggung jawab terhadap aturan yang mereka buat, dan lebih memotivasi mereka untuk mematuhinya.

2. **Penerapan Segitiga Restitusi: Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahannya sehingga karakter mereka lebih kuat ketika kembali pada kelompoknya. Restitusi memberikan kesempatan kepada murid untuk disiplin positif, memulihkan diri dari kesalahan sehingga memiliki tujuan yang jelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline