Lihat ke Halaman Asli

Deni Darmawan

Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan - silahkan berkunjung ke www.denidarmawan.id

Memaknai Tinggal di Rumah Saat Pandemi Corona

Diperbarui: 16 April 2024   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kartun Deni Darmawan (dokpri)

MERABAKNYA Covid-19 yang terus meningkat di Indonesia, membuat pemerintah mengimbau untuk melakukan social distancing atau physical distancing.

Elemen masyarakat pun tak ketinggalan, membuat hastag di rumah saja (#dirumahsaja). Bahkan, jika perlu  yang menyerukan hastag tersebut melibatkan rakyat kecil. Agar masyarakat menjadi garda terdepan untuk mengedukasi dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Tepatnya hari Jumat (20/03) Pemrov DKI, MUI, dan DMI mengimbaukan segala aktivitas terutama salat Jumat yang biasa dilaksanakan di masjid-masjid agar bisa ditiadakan dan diganti dengan salat zuhur di rumah masing-masing.

Reaksi berbagai elemen masyarakat pun muncul, ada yang pro dan kontra. Bahkan perbedaan padangan ini berlanjut ke perdebatan di media sosial.

Ada sebagian dari tokoh agama di masyarakat menyatakan “Jangan takut sama virus corona, tapi takutlah kepada Allah saja”.

Pernyataan tersebut menurut penulis harus hati-hati untuk dipahami, bahkan bisa jadi gagal paham membandingkan takut corona dengan takut Allah. Hakikatnya semua musibah, bencana dan segala ujian termasuk wabah virus corona merupakan dari Allah SWT.

Namun, bagaimana sikap orang-orang beriman termasuk bagaimana sikap Nabi Muhammad SAW dan para sahabat tatkala menghadapi wabah mematikan.

Nabi Muhammad adalah utusan Allah SWT, sebaik-baik contoh dan teladan. Beliau juga orang yang paling takut kepada Allah. Dalam menyikapi wabah atau virus, Rasulullah memberi peringatan kehatian-hatian kepada sahabat dan umatnya terhadap orang yang terkena penyakit menular atau wabah.

Bahkan beliau memperingatkan kepada umatnya agar jangan berada di dekat atau jaga jarak (social/physical distancing) orang yang terkena penyakit menular. Atau jangan masuk ke wilayah yang terkena wabah, bahkan me-lockdown jika ada wilayah yang terkena wabah.

Begitu banyak dalil yang menunjukkan hal demikian yang dikeluarkan melalui fatwa MUI untuk menjaga keselamatan jiwa dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Oleh sebab itu, pemerintah berupaya melibatkan para tokoh agama untuk bisa mengajak masyarakat beribadah di rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline