Lihat ke Halaman Asli

Deni Darmawan

Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan - silahkan berkunjung ke www.denidarmawan.id

Kreativitas Kaum Rebahan

Diperbarui: 20 Agustus 2023   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh : Deni Darmawan (Founder Komunitas Belajar Menulis-Kombis)

Kaum rebahan identik dengan kemalasan. Kemalasan lebih berkonotasi negatif. Bagi kaum rebahan, kemalasan menjadi sebuah lompatan kreativitas agar tetap produktif di tengah pandemi. Kaum rebahan mempunyai sudut pandang tentang kemalasan menjadi hal yang berbeda.

Dalam sebuah kasus, ada kakak-adik yang sama-sama kuliah dan diberikan seabrek-abrek tugas dari dosennya.  Saat belajar di rumah, keduanya mengerjakan tugas. Namun ada sesuatu yang berbeda. Sang kakak cukup serius hingga stres dikejar waktu agar semua tugas selesai pada waktunya.

Saking stressnya, setelah beberapa minggu ia banyak mengalami keluhan seperti rasa bosan, rasa jenuh, kualahan hingga sakit perut, sering pusing bahkan masuk angin. Sang kakak kerja keras hingga seharian di depan laptop bahkan larut malam sampai begadang.

Sementara sang adik lebih santai, kadang sering rebahan walaupun sejenak, namun ia tetap mengerjakan tugasnya itu dengan rileks, kadang berselancar dalam jagat media sosial untuk sekedar menyapa teman-temannya, kadang sempat bersepeda seminggu tiga kali dan tidur siang. Jika diperhatikan, sang adik lebih malas dari sang kakak.

Tapi yang mengherankan, sang adik tidak mengalami kendala dalam mengerjakan tugas-tugas akademisnya dan lebih tenang bahkan sering rebahan jika merasa agak bosan. Mengapa itu bisa terjadi?

Setiap individu memang mempunyai caranya masing-masing dalam menyelesaikan segala tugasnya. Terlebih saat pandemi saat ini, semua orang terkejut, bingung, penuh kekhawatiran, bahkan mengalami stres berkepanjangan hingga sakit, atau depresi hingga bunuh diri.

Di masa yang tidak penuh kepastian ini, entah kapan Covid-19 akan berakhir. Setelah vaksin diproduksi pun virus ini akan bersama kita di bumi. Ketika Covid-19 memporak-poranda semua sektor dan tatanan yang ada, memaksakan kita untuk beraktivitas di rumah. Saat di rumah, bagi kaum rebahan akan selalu ide, gagasan, inspirasi dan segala kreatifitas lainnya yang bermunculan.

Seperti contoh sang kakak tadi, ketika aktivitas di rumah menghabiskan waktu dengan fokus mengerjakan seabrek tugas kuliah dengan serius dan jarang rebahan, hingga tidak mengatur pola istirahat, maka segala keluhan hingga stres akan timbul, stagnan dan merasa bosan.

 Ada yang menarik yang dikatakan oleh seorang psikolog Natalie Dattilo, PhD di Bringham and Women's Hospital di Boston, Amerika Serikat (2020) bahwa "Sistem saraf yang telah terbebani karena perubahan hidup yang tiba-tiba dan dramatis dalam bentuk bertahan hidup. 

Setelah hiperaktivitas yang panjang, sistem saraf akan mencari keseimbangan, dalam proses biologi disebut homeostatis. Ketika Anda menemukan energi diri namun turun drastis, hiperaktivitas itu secara alami akan berkembang menjadi kebalikannya menjadi kurang fokus, kurang aktif, kurang bergerak dan berfikir lebih lambat. Sekarang ancaman awal telah dipindahkan dalam beberapa cara, sistem Anda hanya mencoba memperlambat untuk mengalibrasi ulang dirinya sendiri dengan mengembalikan keseimbangan dan istirahat."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline