Lihat ke Halaman Asli

Deni Darmawan

Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan - silahkan berkunjung ke www.denidarmawan.id

Santri El-Alamia Jago Menulis Buku

Diperbarui: 5 Juni 2022   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokrpi

Oleh : Deni Darmawan, Penulis Buku “Menulis itu Gampang”

Kegiatan Pondok Pesantren El-Alamia tergolong unik, karena santri diwajibkan menulis buku. Hal itu merupakan salah satu persyaratan agar bisa lulus. Jangan heran, setiap alumni yang sudah mondok di Ponpes El-Alamia di Jl. Abdul Fatah Kampung Ciangsana Desa Tapos I, Tenjolaya, Bogor, Jawa Barat sudah mempunyai buku.

Ponpes El-Alamia tergolong unik. Menurut pandangan saya, sangat jarang ditemukan sebuah ponpes yang mewajibkan santri menulis buku. Biasanya, santri hanya diberikan pemahaman agama sebagai bekal hidup. Tapi santri disini tidak hanya itu, tapi harus juga jago menulis buku.

Saat saya ke lokasi bersama teman-teman, dalam rangka melakukan Tri Dharma Univeristas, yaitu Pengabdian Masyarakat pada Kamis ( 26 Mei 2022), saya sempat bincang-bincang  dengan pimpinan ponpes El-Alamia, Kiai Ahmad Fulex Bisyri dan juga beberapa guru dan santri.

Menurut Penuturan Kiai Ahmad Fulex Bisyri, bahwa santri yang selesai mondok harus mempunyai karya berupa buku. Awal ide menulis buku, saat itu Kiai Fulex, sapaan akrabnya, banyak santri yang suka mencoret-coret dinding sekolah.

Berawal dari hal itu, maka Kiai Fulex membuat program bil qolam, yaitu wadah untuk para santri belajar menulis buku. Kegiatan dilakukan seminggu sekali. Santri yang mengikuti program ini akan dibimbing dari mulai memilih judul hingga akhir penulisan.

Dalam proses menulis, santri tidak mempergunakan alat lain kecuali pulpen dan buku. Selama kegiatan sekolah dan nyantri, mereka tidak diperbolehkan membawa gadget. Dengan alat seadanya, santri mampu menulis buku fiksi atau non fiksi.

Guru-guru di El-Alamia juga tergolong muda. Bahkan, masih milenial. Tapi produktivitas menulis buku jangan diragukan, sebab mereka yang mengajar, sudah lebih dulu menulis buku.

Ketika saya ngobrol dengan Kiai Fulex, ada satu kendala yang selama ini dirasakan. Para guru dan santri kurang memiliki referensi buku lain agar bisa dibaca. Selama ini, buku bacaan santri masih kurang.

Saya pun jadi tergerak, ingin memberikan buku-buku karya saya dan buku antologi dari penulis Komunitas Belajar Menulis (Kombis).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline