Lihat ke Halaman Asli

Deni Kurniawan

Penulis lepas

Paus Fransiskus Tidak Pernah Mendukung Kemerdekaan Papua

Diperbarui: 11 September 2024   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kunjungi Daerah Terpencil di Papua Nugini, Paus Fransiskus Bawa 1 Ton Obat-obatan hingga Mainan - Global Liputan6.com

Paus Fransiskus telah mengakhiri kunjungan Apostoliknya ke beberapa negara di Asia seperti Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Dalam kunjungan Apostolik tersebut, Paus Fransiskus membawa banyak pesan kebaikan bagi umat. Di Indonesia, Paus Fransiskus membawa pesan tentang pentingnya kebebasan beragama dan toleransi. Dia ingin agar setiap jiwa dapat merasakan damai di bawah naungan cinta kasih. Di Timor Leste, Paus Fransiskus dihadapkan dengan isu pelecehan seksual yang masih membayangi Gereja. Namun, semangat Paus Fransiskus untuk memperbaiki dan membawa harapan tak pernah pudar. Di Papua Nugini, Paus Fransiskus mendesak diakhirinya kekerasan, termasuk kekerasan berbasis gender dan agar rasa tanggung jawab sipil dijunjung tinggi. Akhir dari perjalanan Paus Fransiskus ke Asia Tenggara ditandai dengan kunjungan singkat ke Singapura. Paus Fransiskus telah menutup perjalanan panjangnya, namun cinta dan pesan yang dibawanya akan terus bergema.

Jika dilihat dari tujuan kunjungan Apostolik Paus Fransiskus tersebut dapat kita ambil makna bahwa Paus Fransiskus lebih menekankan kepada perdamaian, cinta kasih dan kebebasan beragama bagi umat manusia. Kunjungan Paus Fransiskus tersebut jauh dari nuansa Politik atau hal-hal yang mengganggu kedaulatan suatu negara. Tetapi oleh sebagian orang atau kelompok, kunjungan Paus Fransiskus tersebut telah disalah artikan. Seperti apa yang dikemukakan oleh Markus Haluk, Sekretaris Eksekutif United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), yang berpendapat bahwa kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Timor Leste dan Papua Nugini adalah untuk memperkuat perjuangan orang Papua dalam rangka menentukan nasib sendiri, melawan semua proses upaya genosida, etnosida dan ekosida yang terjadi di Papua.

Apa yang disampaikan oleh Markus Haluk tersebut adalah sesuatu yang jauh dari kebenaran dan fakta yang ada. Bahwa kunjungan Paus Fransiskus tersebut adalah untuk perdamaian, cinta kasih dan kebebasan beragama bagi umat manusia seperti yang telah dikemukakan diatas. Dalam beberapa sambutannya di Indonesia, Timor Leste maupun Papua Nugini, Paus Fransiskus TIDAK PERNAH menyampaikan dukungannya terhadap kemerdekaan Papua maupun dukungan terhadap Gerakan-gerakan yang menginginkan kemerdekaan Papua. Bahkan rakyat di negara-negara yang dikunjungi oleh Paus Fransiskus pun tidak ada yang menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Papua. Mereka berkumpul bersama untuk menyambut kedatangan Paus Fransiskus dan melakukan Doa Bersama agar tercapai perdamaian, cinta kasih dan keselamatan bagi umat Katolik. Pemerintah Indonesia pun tidak pernah melakukan upaya genosida, etnosida dan ekosida di Papua seperti apa yang telah disampaikan oleh Markus Haluk dan orang-orang yang menginginkan kemerdekaan Papua.

Papua adalah bagian dari kedaulatan bangsa Indonesia dan bagian dari Negara Kedaulatan Republik Indonesia (NKRI) yang harus terus dijaga dan dipertahankan dengan semangat persatuan. Secara hukum internasional, pengakuan atas Papua sebagai bagian dari Indonesia diperkuat melalui serangkaian perjanjian dan keputusan internasional, seperti hasil Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada tahun 1969, yang diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Presiden Joko Widodo dan Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua melalui pembangunan infrastruktur, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline