Lihat ke Halaman Asli

Deni Ainur Rokhim

Mahasiswa/Researcher

Save MOS Berkualitas, No Kekerasan

Diperbarui: 15 Juli 2016   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bukan lagi perbincangan baru setiap ajaran baru pendidikan akan masa orientasi siswa atau yang populernya disebut MOS. Hampir setiap awal pembelajaran topik ini menjadi trend dikalangan masyarakat. Tapi MOS pada masa kini tidak seperti MOS tahun-tahun dulu, MOS sekarang diberlakukan manja dan sedikit ngalem yang menjadikan MOS itu tidak berkualitas. Mengapa tidak berkualitas? Karena masa orientasi 99% dilakukan didalam kelas atau ruangan yang menjadikan jiwa sosial dan kepemimpinan mereka tidak berkembang. Bahkan beberapa sekolah menghadirkan orang tua untuk ikut MOS yang membuat kebanyakan peserta didik merasa dilindungi penuh oleh orang tua akan sekolah yang terkesan apabila MOS ada kekerasan, padahal MOS itu perkenalan siswa dengan lingkungan sekolah awal yang menyeluruh. Banyak orang tua yang tertalu save terhadap anaknya. Akibat perlakuan save tersebut banyak anak didik yang cengeng dan mintanya dikasihani terhadap guru. Sekarang kalau murid nakal apakah tidak perlu dihukum?

Sudah saatnya diberlakukan kembali MOS yang berkualitas tidak dengan kekerasan, melainkan yang memicu IQ, SQ, EQ dalam dirinya. Serta sudah waktunya orang tua percaya bahwa putra-putrinya tidak dalam masa perpeloncoan tapi dalam masa orientasi yang berkualitas. Tingkat kualitas MOS dapat dilihat dari output setelah MOS dan selama Ia menjadi peserta didik sekolah tersebut.

Substansi MOS yang berkualitas tidak menganggap senioritas tapi tingkat solidaritas yang erat, tidak langsung dihukum apabila terjadi kekeliruan melainkan ada pendekatan moril dan arahan, adanya materi character building yang dilakukan di dalam kelas atau luar kelas, dan tak kalah pentingnya MOS bukan hanya sebagai pengenalan tapi juga pengajaran sifat dan mental peserta didik dengan lingkungan yang baru agar Ia dapat menghormati apa yang ditemuinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline