Catatan Liburan Versiku: Liburan Itu Tidak Mahal Loh!
Aktivitas akhir tahun 2021 akan segera berakhir, semua orang berharap setiap saat bisa mencurahkan kebahagiaan. Ekspresi orang akan menunjukkan suasana hati yang sedang diemban. Nah, bagaimana dengan perasaan Anda di akhir tahun ini?
Bahagia, apapun cara dan kondisinya, aku menunjukkan aura kebahagiaan. Apalagi, aku sebagai seorang ayah, orang tua, yang ingin menebarkan aura ini, mentransfer suasana ini dengan anak-anak. Aku ingin memberikan hal terbaik buat anak-anak sebagai penebus waktu yang pernah hilang akibat rutinitas. Yuk, sekarang kita lihat apa yang bisa dikerjakan selama liburan!
1. Melakukan Hobi Bersama
Kebiasaan dalam keseharian menunjukkan hobi yang menjadi aktivitas kesenangan. Sebuah hobi memang pada dasarnya adalah hal pribadi, sesuai dengan keinginan dan minat sendiri.
Akan tetapi, lingkungan sekitar bisa mempengaruhi kesukaan atau aktivitas yang dilakukan. Orang tua yang menyukai hobi travelling akan menjerumuskan (positif) pada anaknya untuk memiliki hobi travelling. Orang tua yang memiliki hobi membaca, maka anak pun setidaknya mengenal buku dan menyukai kegiatan membaca.
Na, dalam hal ini anak aku memiliki salah satu hobi menggambar dan mewarnai. Apakah ada kebiasaan orang tua tentang hal ini? Ya, ibu dari anak-anak adalah Sarjana Pendidikan dengan jurusan seni rupa.
Tak perlu dipungkiri kebiasaan orang tua meluapkan karya dalam sebuah lukisan atau gambar diikuti oleh anak-anaknya. Hobi menggambar menjadi rutinitas anak-anak dalam mengisi liburannya. Alangkah bahagianya dengan media yang ada, anak-anak bisa melakukan aktivitas yang mereka sukai.
2. Menceritakan Imajinasi dengan Menulis
Yup, salah satu kegiatan lain dalam mengisi liburan bisa dengan menulis buku harian. Anak-anak memiliki imajinasi tinggi dan bisa dituangkan dalam buku harian.
Aku mengajarkan anak-anak untuk bisa menuliskan ceritanya dalam catatan harian, bis ditulis tangan ataupun diketik menggunakan laptop. Aku seorang guru dan penggiat literasi sehingga keseharian pun aku mneyempatkan untuk menulis. Apakah anak-anak melakukannya dengan terpaksa? Tidak, mereka menulis apa yang mau mereka tulis, entah itu satu paragraf, satu cerita.