Lihat ke Halaman Asli

Deni Saputra

Seorang Guru dan Penggiat Literasi

Sosbud: Membaca Lagi Sastra Nusantara Batak "Dangol Halungunan" Karangan Maini Trisna Jayawati

Diperbarui: 5 November 2021   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sastra nusantara adalah sastra yang dihasilkan oleh seluruh wilayah kepulauan nusantara. Karya sastra nusantara ini berupaya untuk mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung pada masyarakatnya, baik lama maupun modern. 

Sastra nusantara ini biasanya mengisahkan tentang keadaan masyarakat yang ada pada massanya, tidak cuma itu, dalam sastra tersebut juga mengungkapkan bagian dari pikiran, perasaan, dan cita-cita serta harapan-harapan masyarakatnya. Karena itu, ada anggapan bahwa bila kita ingin memahami suatu suku bangsa, maka hendaklah kita memahami pula karya-karya sastra mereka, sebab itulah suara hatinya.

Dalam buku Antologi Sastra Nusantara, yang diterbitkan Yayasan Obor ini, mengisahkan tentang cerita rakyat dari masyarakat, cerita tersebut berasal dari naskah-naskah yang tersebar di nusantara. Naskah tersebut kemudian diterjemahkan dan disadur, agar ceritanya mudah untuk dipahami dan diikuti jalan ceritanya. Atau bahasa dalam naskah dibuat sekomunikatif mungkin, sesuai dengan bahasa pada karya prosa sekarang. Ini dilakukan agar cerita dari naskah tersebut menjadi lebih menarik sesuai atau serupa dengan sastra modern yang ada.

Pada antologi sastra daerah tersebut kebanyakan menceritakan tentang kehidupan kerajaan yang sedang berjaya pada zamannya. Namun ada pula yang bercerita tentang mitos atau guna-guna yang dipakai pada saat itu yaitu dalam cerita Dangol Halnungunan sedangkan cerita dalam Pulau Sitombak merupakan mitos asal usul Pulau Sitombak itu sendiri. 

Karena naskah-naskah tersebut dibuat dengan bahasa yang komunikatif, maka kita dapat mengikuti strukturnya dengan mudah. Melalui naskah-naskah tersebut penyaji akan mencoba mengkaji strukturnya agar kita dapat memahami cerita rekaan dalam naskah itu. Naskah yang akan dikaji yaitu Sastra Daerah Batak - Raja Dangol Halungunan yang akan dikaji dengan pendekatan struktural.

Kajian Struktural Cerita Dangol Halungunan

Sinopsis

Cerita Raja Dagol Halungunan adalah salah satu sastra yang berasal dari daerah Batak. Cerita tersebut menceritakan tentang sebuah kerajaan yang bernama Horna Oalis dan dipimpin oleh seorang Raja bernama Raja Tagor Laut. Seorang Raja yang masih sangat muda dan bijaksana. Suatu hari kerajaan tersebut mendapatkan serangan dari orang-orang tak dikenal, tetapi Raja Ripe Mandompang dari kerajaan Ria Lubis membantu kerajaan Horna Oalis melawan pemberontakan itu yang akhirnya keraajaan Horna Oalis pun kembali aman. Atas bantuan dan kebaikan Raja Ripe, maka Raja Tagor Laut memberikan hadiah yaitu menikahkan Raja Ripe dengan Tapi Mombang Puti sebagai adiknya sendiri.

Setelah menikah dan hidup bahagia, Raja Ripe mendapat kabar bahwa kerajaan Ria Lubis diserang oleh Raja Moragan sehingga Raja Ripe harus kembali dan melawan Raja Moragan. untuk keselamatan Tapi Mombang, Raja Ripe menitipkannya pada Raja Rohana di Negeri Hanolnolan. 

Raja Ripe pun pergi ke kerajaan Ria Lubis tanpa ada kabarnya kembali. Tapi Mombang melahirkan anak bernama Dangol Halungunan. Tapi Mombang meninggal dan Dangol diasuh oleh Raja Rohana. Dangol mendapatkan semua ilmu dari seorang guru bernama Guru Sojuangan.

Dangol dihanyutkan oleh para penyamun dan akhirnya tiba di sebuah pulau yang mempertemukannya dengan pemburu dari kerajaan Horna Oalis. Dangol pun dibawanya ke kerajaan itu dan bertemulah dengan Raja Tagor. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline