Lihat ke Halaman Asli

DENI UTOMO

panggil saja deni

Masalah Kembar yang Dihadapi Hutan dan Lahan Pertanian

Diperbarui: 25 Januari 2020   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki hutan terluas didunia, dengan keanekaragaman flora dan faunanya, akan tetapi belakangan tahun terakhir ini kawasan hutan yang dimiliki inidonesia semakin berkurang karena alih funngsi hutan yang menjadi perkebunan industri, ladang warga, dan perkebunan warga maupun pemukiman. 

Khusus alih fungsi hutan untuk perkebunan industri sawit tercatat  sekitar 3,4 juta hektar kebun sawit, itu pun belum termasuk kebun yang dimiliki warga, sayang nya banyak dari kawasan perkebunan ini berada di wilayah hutan konservasi, banyaknya didirikan perkebunan di kawasan hutan ini dikarenakan mudahnya perizinan untuk perkebunan, dan lemahnya hukum di negeri ini.  

Tak sampai disitu saja permasalahan berubahnya alih fungsi hutan semakin menjalar dan menimbulkan berbagai macam konflik seperti konflik manusia dan hewan, diambil contoh seperti beberapa waktu lalu pada tahun 2019 yang terjadi di kawasan hutan Sumatra selatan, soal penyerangan harimau terhadap manusia, konflik satwa dan manusia ini telah menewaskan 3 warga, semua korban tewas di temukan di kawasan hutan lindung yang menjadi habitat dari harimau Sumatra tersebut, para korban diduga masuk atau berada di dekat habitat harimau ini untuk melaksanankan kegiatan di perkebunan mereka. 

Jadi para petani ini di anggap mangsa oleh hewan buas tersebut, tidak hanya dengan satwa,  konflik juga terjadi dengan manusia lain yaitu masyarakat adat, mereka menolak didirikanya perkebunan di kawasan hutan tempat mereka tinggal. karena mereka menilai hutan adalah harta warisan peninggalan nenek moyang mereka yang harus di jaga apalagi kita juga tahu bahwa hutan memberikan keuntungan dan mafaat kepada semua makhluk hidup, jika hutan kini hanya di buat perkebunan  maka ini hanya akan menguntungkan pihak tertentu saja. 

Di sisi lain  di tempat yang lebih modern hal serupa juga terjadi yaitu alih fungsi lahan pertanian yang memang di khususkan untuk mengelola pangan, dan bercocok tanam malah semakin berkurang, banyak lahan pertanian yang di alih fungsikan menjadi perumahan dan kawasan industri padahal lahan pertanian termasuk zona hijau yang harus di manfaatkan sesuai dengan fungsinya, karena lahan pertanian yang di alih fungsikan ini tentu saja akan mengancam ketahanan pangan di negeri ini. 

Terjadinya alih fungsi ini dikarenakan para petani lebih senang menjual lahan pertaniannya daripada mengelola nya sebagai lahan pertanian, karena mereka menilai bahwa hasil produksi lahan pertanianya tidak maksimal, jika di bandingkan dengan biaya pengolahan lahan yang cukup tinggi. 

Maka dari itu mereka lebih memilih menjual lahan pertanianya dan mendapat keuntungan yang mungkin tidak sebanding dengan manfaat lahan tersebut, dan dari keuntungan menjual lahan tersebut mereka gunakan mendirikan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Jadi masalah alih fungsi hutan dan lahan pertanian ini sebenarnya memiliki masalah yang hampir sama dan saling berkaitan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline