Lihat ke Halaman Asli

Percakapan Ringan di Senja yang Memerah

Diperbarui: 23 Maret 2018   17:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.pexels.com

Percakapan ringan

"Aku sedang merunut almanak peristiwa reformasi, apakah bapak salah satu saksi?"

Aku hanya seorang tukang pintu, nak. Pekerjaanku memastikan sebuah pintu dapat tertutup dan terbuka sama baiknya. Tapi aku bukanlah pengukir pintu. Jika kamu mengetuk sebuah pintu, pastikan ia tuan rumah dan kamu sedang bertamu. Pintu yang macet bermula dari engsel yang berkarat atau kendur. Saat itulah kamu akan mengingat jasaku. Namun aku tak memiliki mata kunci. hanya sebuah gerinda untuk meratakan kayu.

"Apa bedanya dengan pengukir pintu?"

Mereka hanya mempercantik muka pintu. Mengukirnya dengan presisi dan estetika. semakin bagus penampilannya ia akan semakin mahal. Semakin sulit juga kau dekati, karena pemilik pintu ini bukanlah orang yang sembarangan. Rumahnya jadi semacam kastil. semakin eksotis, dan mistis.

"Aku hanya temukan sedikit petunjuk di kamus lama."

Mungkin kamusmu sudah menua, sudah banyak lupa.

"Menurutmu aku harus kemana mencari jejaknya?"

Cobalah sesekali melihat genangan mata di setiap Kamis senja.

"Kau bisa mengantarku?"

Kalian saja yang muda, saya sedang sibuk mengubur batu, membuat jendela.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline