Lihat ke Halaman Asli

Dendy Arya

Laki-laki

Sekadar Menuangkan Pikiran

Diperbarui: 23 September 2020   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

perkenalkan nama saya Dendy Arya, umur saya 19 tahun, saya tinggal di daerah perbatasan antara Malaysia dan Indonesia lebih tepat nya di desa mansalong. di desa ini terdapat berbagai macam suku, dan semua hidup dengan akur tanpa membeda-bedakan ras, anak-anak di desa ini sudah di ajarkan dari kecil untuk akur dengan semua suku yang ada, begitu pula saya.

di sini saya bersekolah di SMAN 1 LUMBIS, sekolah nya cukup nyaman, dan banyak guru-guru yang ramah. di sekolah ini saya memiliki beberapa teman. Danu, Dede, dan Agus, walaupun masih ada teman yang lain, tapi mereka adalah teman yang paling akrab dengan saya. peran mereka sangat penting di masa SMA saya, kalau tidak ada mereka, saya akan merasa kesepian dan hampa di sekolah.

saya menyadari kalau kita sedang hidup di era multibudaya, di mana terdapat berbagai macam budaya di Indonesia, walaupun berbeda budaya, kami tetap akur dalam berteman di sekolah maupun di luar sekolah.

di sekolah, terdapat berbagai macam suku, dan ada beberapa dari siswa-siswa tersebut yang menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dengan teman mereka, saya merasa kurang setuju jika mereka menggunakan bahasa daerah di sekolah, teman yang tidak satu suku dengan dia, tidak akan paham apa yang di bicarakan oleh siswa ini, maka sebaiknya kita menggunakan bahasa Indonesia di sekolah, karena itu adalah bahasa wajib yang dapat di mengerti oleh semua siswa di sekolah.

pembelajaran suku bangsa Indonesia, menurut saya adalah wajib, kenapa? karena Indonesia adalah negara yang luas dengan berbagai macam suku di dalam nya, alangkah rugi nya kita jika tidak mengetahui suku-suku tersebut, karena di setiap suku memiliki kebudayaan sendiri yang belum kita ketahui.

cara berinteraksi dengan teman yang berbeda suku, menurut saya sangat mudah, kita hanya cukup menghargai satu sama lain.

mempelajari bahasa Inggris menggunakan materi berbasis multibudaya mungkin adalah cara yang unik, saya merasa cukup tertarik dengan cara ini, tapi di sisi lain apakah saya mampu? Karena saya masih belum terlalu cakap berbahasa asing ini.

cara ampuh untuk mengatasi siswa yang memiliki perbedaan pendapat adalah, si guru harus menemukan penyelesaian terbaik untuk murid yang berbeda pendapat tersebut.

faktor yang membuat perbedaan pendapat saya dengan teman-teman saya adalah, pemikiran. pemikiran tiap-tiap orang berbeda, karena setiap orang memiliki pendapat masing-masing, walaupun kadang juga ada yang sepemikiran.

terakhir saran saya agar kita semua dapat melindungi persaudaraan dalam multibudaya ini adalah, saling menghormati budaya orang lain

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline