Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Dendy

menulis adalah obat hati

Antara Prabowo dan Capres Alternatif

Diperbarui: 22 Februari 2018   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tangkapan layar dari YouTube

Pilpres 2019 memang sangat menarik, bahkan menurut saya sama menariknya dengan Pilpres 2004 silam yang bertaburan tokoh-tokoh nasional dalam bursa capres 2004. Mulai dari SBY, Megawati, Amien Rais, hingga Wiranto ikut meramaikan Pilpres langsung pertama di Indonesia tersebut.

Memang beralasan jika Pilpres 2004 sangat banyak bermuculan tokoh-tokoh nasional yang berkompetisi, karena memang dikala itu masih dalam Euforia suasana reformasi 1998, apalagi Pilpres 2004 adalah pilpres langsung pertama bagi indonesia.

Bagaikan jamur yang tumbuh dimusim hujan, parpol dan para tokoh-tokoh politik nasional bermunculan dan mengemuka di era ini.

Kini menjelang Pilpres 2019, saya rasa hampir-hampir mirip suasananya dengan Pilpres 2004, karena sepertinya Pilpres 2019 tak pernah kekurangan tokoh-tokoh berkualitas, mirip dengan Pilpres 2004 silam.

Jauh berbeda dengan pilpres 2014 yang masih didominasi dua calon saja yaitu Prabowo dan jokowi, Pilpres kali ini rasanya lebih semarak meskipun Presidential Threshold 20 persen membuat peta politik akan mengerucut kepada dua kubu capres. Tetapi tetap saja tidak menutup kemungkinan munculnya 3 kubu masih sangat mungkin terjadi.

Prabowo capres ?

Alasan saya memberikan tanda tanya pada sub judul diatas mungkin sudah cukup mewakili bahwa memang hingga kini posisi Prabowo sebagai capres 2019 masih menjadi misteri. Dari pernyataan Prabowo beberapa waktu lalu pada hut Gerindra ke-10 adalah contohnya, bagaimana Prabowo tak menafikan partai Gerindra akan mengusung calon lain diluar dirinya.

Peluang ini bisa saja terjadi, karena memang semenjak dirinya mengusung Anies Baswedan sebagai cagub DKI Jakarta beberapa waktu lalu, peluang dirinya menjadi "King Maker" pun bisa terbuka luas.

Sikap Prabowo yang belum menentukan arah pencapresannya hingga kini memang membuat partai Gerindra menjadi kurang terarah, karena peluang lonjakan elektabilitas partai ini tentu saja bergantung pada ketokohan dari Prabowo sendiri.

Dengan dukungan 100 persen kader Gerindra yang menghendakinya menjadi capres, adalah bukti solidnya partai Gerindra terhadap ketokohan seorang Prabowo. Tetapi yang menjadi pertanyaan, apakah Gerindra bisa meyakinkan PKS untuk setuju jika Prabowo maju kembali sebagai capres?

Ini yang masih menjadi pertanyaan, karena ketimbang PAN, koalisi Gerindra dan PKS jauh lebih berpeluang membuat poros baru pada Pilpres 2019, karena suara kedua partai ini yang jika digabungkan akan cukup untuk memenuhi PT 20 persen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline