Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Dendy

menulis adalah obat hati

Pilkada 2018 dan Kesadaran Politik Masyarakat Sumatera Utara

Diperbarui: 6 Januari 2018   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Letjen. Edy Ramayadi dan Djarot Saiful Hidayat. Foto Istimewa (waspada.co.id

Kamis 4 Januari 2018 lalu Megawati telah Menunjuk Djarot Saiful Hidayat sebagai calon Gubernur Sumatera Utara 2018-2023 dari PDIP. Dengan masuknya nama Djarot seakan membuat Pilkada Sumatera Utara akan bercita rasa nasional menginggat Djarot adalah tokoh nasional.

Mengapa ia saya sebut tokoh nasional? Karena siapapun yang pernah memimpin DKI Jakarta, maka ia adalah tokoh nasional. Apalagi nama Djarot kian besar tak terlepas dari kejayaan pamor Ahok di masa lalu sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Djarot dan Ahok ibarat satu paket, sehingga nama Djarot melambung tak terlepas dari perannya mendampingi Ahok ketika memimpin DKI Jakarta. Bukan hanya Djarot yang membuat Pilkada Sumatera Utara bercita rasa nasional.

Jauh hari sebelum Djarot masuk dalam pertarungan Pilgub Sumatera Utara 2018, nama Letjen. Edy Ramayadi sudah lebih dulu populer dan turun gunung ke sumatera utara. Tidak sulit bagi Letjen. Edy untuk memperkenalkan namanya pada masyarakat Sumut, karena Edy adalah Pangkostrad sekaligus Ketua Umum PSSI yang tidak hanya dikenal oleh masyakarat Sumut, tetapi seluruh masyarakat Indonesia.

Secara rekam jejak peran letjen. Edy pada rakyat Sumut memang tidak asing, dimana sebelum menjadi Pangkostrad pada 2015, Letjen. Edy pernah menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) I Bukit Barisan.

Kodam yang bermarkas di kota Medan tersebut memang cukup strategis, sebagai salah satu, bahkan Kodam terbesar yang ada di Indonesia yang membawahi Daerah Militer pada Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau. Posisi Panglima Kodam I Bukit Barisan memang paling strategis tidak hanya pada masyarakat Sumatera Utara, tetapi hingga ke empat provinsi yang berada dalam Kodam terbesar di Indonesia tersebut.

Sehingga sudah jelaslah, nama letjen. Edy sudah sejak lama populer, tidak hanya di Sumut, tetapi pada sebagian rakyat Pulau Sumatera.

Antara Djarot dan Letjen. Edy serta kesadaran politik masyarakat Sumatera Utara

Kedua nama diatas memang sudah mulai menjadi perbincangan publik, dimana tidak hanya pada kalangan masyarakat Sumut, tetapi hingga masyarakat Indonesia. Itulah bukti kekuatan ketokohan Djarot Saiful Hidayat dan Letjen. Edy Ramayadi yang seakan membuat Pilkada Sumatera Utara 2018 rasa nasional.

Sebagai eks. Warga Sumut, saya merasakan selama beberapa masa, Persaingan Pilkada Sumut tak pernah sepanas ini. Karena selama ini warga Sumut mayoritas apatis dengan keadaan provinsi, yang disebut-sebut sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar dari jumlah penduduk dan ekonomi di luar Pulau Jawa.

Sedikit flash back, untuk kota Medan sebagai ibukota provinsi saja sudah beberapa kali walikotanya tersangkut kasus korupsi. Jika berbicara jalan mulus, jangan harap warga Medan akan mendapatkan jalanan yang mulus. Jalanan kota Medan yang berlubang sana-sini adalah pemandangan lumrah kota Medan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline