Pilpres 2019 yang lebih berwarna dibandingkan Pilpres 2014. Saya rasa itu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan banyaknya calon alternatif yang muncul selain dari Jokowi dan Prabowo. Menguatnya Nama-nama alternatif seperti AHY, Anies Baswedan dan Jenderal Gatot Nurmantyo. Seakan adalah bukti bahwa Pilpres 2019 akan sangat berwarna dibandingkan Pilpres sebelumnya.
Sepertinya di tengah kekuatan dua kutub, yaitu kutub Jokowi dan Prabowo ada celah bagi masuknya nama-nama lain dalam bursa Pilpres 2019, yang tentu saja Indonesia seperti tidak kehilangan sosok alternatif lain yang tentu saja tak kalah berkualitas dari Jokowi dan Prabowo.
Tetapi, meskipun masuknya nama-nama baru dalam bursa Pilpres 2019, sepertinya Pilpres 2019 mendatang akan mengerucut kepada dua nama, yaitu Jokowi dan Prabowo.
Berdasarkan hasil survey dari Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra) yang dilakukan pada periode 6 November-20 November 2017. Kekuatan Prabowo dan Jokowi masih mendominasi. Dimana Prabowo dan Jokowi bersaing ketat dalam survey ini. Dengan perolehan Prabowo memiliki elektabilitas 21,9 %. Sedangkan Jokowi 24,38%.
Tetapi, ada yang menarik, meskipun terpaut jauh, nama calon alternatif seperti Jenderal Gatot Nurmantyo (2,8 %), AHY (2,31%), Anies Baswedan (2,14%). Meskipun terpaut jauh, tetapi ketiga nama itu terus mengekor Jokowi dan Prabowo.
Berikut Juga Indo Barometer, yang juga mengeluarkan survey pada periode 15-23 November 2017. Mengeluarkan hasil Survey yang menunjukkan dominasi Prabowo dan Jokowi. Dimana Jokowi mendapatkan dukungan dari 34,9% responden dan Prabowo mendapatkan dukungan 12, 1% Responden. Nama AHY, Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Anies Baswedan juga mengekor dari Jokowi dan Prabowo dengan suara yang tak lebih dari 4%.
Tak kalah menarik dengan lembaga survey Orkestra. SMRC pada awal oktober 2017 juga mengeluarkan hasil survey yang menunjukkan persaingan sengit elektabilitas Jokowi dan Prabowo. Dimana jokowi memiliki elektabilitas 48,8%. Serta Prabowo 43,5%.
Rata-rata dari hasil survey ketiga lembaga tersebut, menunjukkan dominasi Jokowi dan Prabowo yang selalu dominan. Dan ketiga nama AHY, Anies, dan Jenderal Gatot Nurmantyo selalu mengekor dibelakangnya.
Ada yang lebih menarik lagi dari temuan Pollmark, pada 9-20 september 2017. Dimana dominasi masih ada di dua tokoh Jokowi dan Prabowo. Dimana Jokowi 41 persen. Dan Prabowo 21 persen. Dan tetap mengekor dibelakang Jokowi dan Prabowo Anies, AHY, dan Jenderal Gatot. Dengan raihan suara rata-rata 2 persen dan diatas 2 persen.
Tetapi dilain sisi, dari temuan Pollmark, tokoh-tokoh lama lainnya seperti Megawati, Surya Paloh, JK, Yusril Ihza Mahendra, dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Rata-rata hanya memiliki elektabilitas dibawah 2 persen. Dimana JK (1,9%), Megawati (1,1 persen), Surya Paloh (0,4%), Yusril (0,4%). Dan Muhaimin Iskandar (0,1%).
Berdasarkan temuan keempat lembaga survey kredibel diatas, tentu kedua Tokoh lama Jokowi dan Prabowo diprediksi akan tetap mendominasi perolehan suara pada Pilpres 2019. Itu berarti kedua tokoh lama yang masih populer hanya Jokowi dan Prabowo. Sedangkan tokoh-tokoh lama lainnya seperti Megawati, JK, Yusril, dan Cak Imin. Masih kalah elektabilitasnya dengan tokoh-tokoh baru seperti AHY, Anies, dan Jenderal Gatot.