Lihat ke Halaman Asli

Dendi Pribadi Pratama

Akademisi/Mahasiswa

Kenangan Indah Presiden Jokowi: Gandeng Lawan Politik Hingga Jadikan Sang Anak Penerus Kekuasaan

Diperbarui: 13 Agustus 2024   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Penulis: Dendi Pribadi P, Mahasiswa Administrasi Publik UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Presiden Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam sejarah politik Indonesia. Dari awal kepemimpinannya hingga akhir masa jabatan, berbagai langkah strategis dan keputusan politiknya terus menjadi sorotan, menciptakan kenangan indah yang akan selalu diingat oleh bangsa ini. 

Salah satu yang paling menonjol adalah kemampuannya menggandeng lawan politik dan mempersiapkan sang anak, Gibran Rakabuming Raka, sebagai penerus kekuasaan.

Pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia telah melewati banyak tantangan dan mencapai kemajuan yang signifikan. Dalam perjalanan karirnya, Presiden Jokowi telah menunjukkan kemampuan dan dedikasinya dalam memimpin negara. 

Salah satu aspek yang menonjol dalam kepemimpinannya adalah kemampuannya untuk menggandeng lawan politik dan menjadikan anaknya sebagai penerus kekuasaan.

Presiden Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan berdedikasi. Ia telah meninggalkan legacy yang baik untuk diwariskan ke generasi mendatang. 

Menko Luhut Binsar Pandjaitan, salah satu tokoh senior yang telah bekerja sama dengan Presiden Jokowi, mengungkapkan rasa sentimentalnya terhadap masa kepemimpinan Presiden Jokowi. 

Luhut mengatakan bahwa Presiden Jokowi akan menjadi kenangan indah bagi Indonesia, menunjukkan betapa tingginya penghargaannya terhadap kepemimpinan yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi

Menggandeng Lawan Politik: Politik Tanpa Dendam

Salah satu momen bersejarah dalam perjalanan politik Jokowi adalah ketika ia berhasil merangkul lawan-lawan politiknya. Di tengah panasnya kontestasi politik, Jokowi memilih jalan rekonsiliasi dengan mengajak para pesaingnya untuk bekerja sama membangun bangsa. Keputusan ini bukan hanya mencerminkan sikap kenegarawanan, tetapi juga menciptakan stabilitas politik yang penting bagi pembangunan nasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline