Lihat ke Halaman Asli

Ikhlas dalam Menerima Takdir dari Tuhan?

Diperbarui: 22 Februari 2018   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dari Novel "DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN"

Novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin adalah salah satu novel popular yang ditulis oleh penulis yang bisa dibilang cukup terkenal dalam novel popular di Indonesia, yaitu Tere Liye. Nah, disini saya akan membahas unsur intrinsik dan ekstrinsik dari novel ini. Semoga dapat membantu para pembaca semua

Tema dalam novel ini adalah "Ikhlas dalam menerima takdir Tuhan." Seperti dalam kutipan berikut:

"Ketahuilah, Tania dan Dede.... Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin.... Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semunya.." (hlm.39 PDF)

"Bahwa hidup harus menerima.. penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti...pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami...pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan." (hlm. 107 PDF)

Di dalam novel, tentunya terdapat alur yang dapat membuat pembaca dapat merasakan apa yang sedang terjadi didalam novel tersebut. Untuk alur dari novel ini adalah alur campuran, karena pada awal cerita pengarang menceritakan si tokoh Tania yang sedang dalam tokoh buku, lalu mengingat semua kenangannya selama ini. Pertemuan antara Tania dan Danar bukanlah pertemuan yang biasa, pertemuan tersebut merupakan awal dari kehidupan Tania selanjutnya. Danar selalu ada dalam kehidupan Tania, yang menjadi tokoh penting dalam kehidupan Tania. Danar merawat Tania hingga besar sampai rasa itu pun tumbuh. Sayangnya, perbedaan usia menghalangi mereka. Dan sampailah saat Danar menikahi Ratna. Dan ternyata pernikahan mereka tidaklah membahagiakan. Ratna menceritakan semua kehidupannya kepada Tania dan meminta bantuan kepada Tania, Tania pun kembali ke Jakarta untuk membantu. Sejak semua terungkap Tania memutuskan untuk pergi. Dari situ lah kita dapat mengetahui alur yang digunakan adalah alur campuran.

Latar adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa yang ada dalam cerita. Latar sendiri dibagi menjadi beberapa macam, yakni latar waktu, tempat, dan suasana.

Latar tempat yang berada dalam novel ini tempatnya di Toko buku dilantai dua, tempat yang paling Tania sukai, tempat yang Tania ketahui dari malaikatnya Danar, tempat yang menjadi saksi atas semua ceritanya, seperti dalam kutipan-kutipan berikut ini:

"Aku tak tahu bagaimana kehadiranku setiap malam di toko buku ini bisa menarik perhatiannya" (Hal.6 PDF)

"LANTAI dua toko buku terbesar kota ini. Sudah setengah jam lebih aku terpekur berdiam diri di sini" (Hal.57 PDF).

Selain di toko buku, ada beberapa latar tempat lainnya yang terdapat dalam novel ini

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline