Dua hari terakhir ini, masalah kenaikan harga BBM menjadi topik pembicaraan hangat di mana-mana. Mulai dari warung kopi sampai media sosial, dari obrolan santai sampai debat serius di stasiun TV lokal. Pro dan kontra tentu saja bermunculan. Yang pro mengatakan bahwa memang sudah seharusnya uang subsidi BBM dialihkan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Yang kontra mengatakan bahwa kenaikan harga BBM akan makin menyengsarakan rakyat kecil berpenghasilan rendah, karena kenaikan harga BBM akan berdampak pada kenaikan harga pokok.
Pendapat pro dan kontra tersebut tentu saja masih dipengaruhi oleh suasana Pilpres, di mana masyarakat masih terbelah menjadi fanatikus Jokowi dan fanatikus Prabowo. Bagi fanatikus Prabowo, sekarang seakan menjadi momen yang sangat tepat untuk mengatakan dan mencibir bahwa pilihan fanatikus Jokowi untuk mendukung Jokowi itu salah. Mereka hendak mengatakan bahwa jika Prabowo yang menjadi presiden RI sekarang, harga BBM tidak akan naik.
Para fanatikus Prabowo mungkin lupa, atau mungkin juga tidak tahu, bahwa program Capres Prabowo di bidang energi salah satunya adalah pengurangan subsidi Energi. Hal ini dikatakan oleh Prabowo saat diskusi dengan Kadin. Pengurangan subsidi energi itu artinya sama saja dengan menaikkan harga BBM, cuma beda penyampaian.
[caption id="attachment_336637" align="aligncenter" width="394" caption="Berita di salah satu media nasional setelah diskusi Capres dengan Kadin (republik.co.id)"][/caption]
Dalam forum tersebut Prabowo mengatakan bahwa dalam dua tahun akan melakukan pengurangan sebanyak dua per tiga dari subsidi saat ini. Jika nilai subsidi saat ini adalah Rp 6.000,00 per liter, maka dalam dua tahun harga BBM akan naik sebanyak RP 4.000,00 per liter. Itu artinya dua tahun ke depan harga Bensin akan menjadi Rp 10.500,00 per liter dan harga solar Rp 9.500,00 per liter. Prabowo juga mengklaim akan memprioritaskan penyaluran subsidi energi agar lebih tepat dan menyentuh rakyat miskin.
Jika ditelaah rencana kebijakan pemerintahan Prabowo jika menjadi presiden, apa bedanya dengan yang dilakukan pemerintah Jokowi saat ini?
Bagi saya, yang bukan fanatikus Jokowi dan bukan pula fanatikus Prabowo, kenaikan harga BBM atau pengurangan subsidi BBM itu tidak menjadi masalah. Asalkan uangnya memang benar-benar dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Dan yang paling utama adalah penggunaan uang tersebut harus benar-benar diawasi, agar tidak dikorupsi oleh perampok berdasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H