Lihat ke Halaman Asli

Habib Nur Rahmatullah

Saya masih pemula

Drama Parkir Liar: Ketika Roda Berputar, Kantong Menjerit

Diperbarui: 17 Januari 2024   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.motorplus-online.com/read/253364339/ada-tulisan-ini-tukang-parkir-liar-jangan-coba-coba-minta-uang-ke-pemotor-bisa-dipenjara-9-tahun?page=

Bayangkan ini: Anda baru saja selesai berbelanja di pasar tradisional yang ramai. Senyum merekah karena sudah mendapat kebutuhan rumah tangga dengan harga miring. Tapi, senyum itu sirna seketika saat hendak pulang. Di depan mata terbentang sosok pria berwajah garang, tangan terentang meminta bayaran. Bukan petugas parkir resmi, melainkan "tukang parkir liar" yang kehadirannya bagai momok menakutkan.

Raja Jalanan, Penguasa Kemacetan

https://m.harianjogja.com/jogjapolitan/read/2018/07/02/510/925574/ternyata-hanya-ini-hukuman-untuk-tukang-parkir-liar-pantas-saja-tidak-jera

Tukang parkir liar, fenomena yang lazim dijumpai di Indonesia. Dari pelataran pasar, terminal yang sesak, hingga sudut-sudut jalanan kota, mereka seolah merajai kawasan tak bertuan. Senjata mereka bukan senjata api, melainkan atribut seadanya seperti rompi lusuh atau sehelai kertas karton. 

Tak heran, keberadaan mereka kerap dikeluhkan. Salah satu dosa besar mereka adalah pungutan liar. Tarif yang dipasang seenaknya, jauh melampaui batas kewajaran. Seringkali, harga cabai dan bawang yang dibeli di pasar terasa lebih murah ketimbang biaya parkir dadakan ini.

Tak berhenti di situ, kehadiran mereka juga kerap menimbulkan kemacetan. Tanpa bekal rambu atau tata ruang yang jelas, mereka seenaknya mengarahkan kendaraan, menciptakan simpang siur di jalanan yang sudah sesak. Akibatnya, klakson bersahutan, asap motor mengepul, dan urat leher pengendara jadi tegang.

Dari Juru Parkir Menjadi Juru Resah

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/17/12143891/saat-juru-parkir-liar-bertindak-layaknya-preman-dan-setor-uang-ke-ormas?page=all

Ironisnya, profesi tukang parkir pada dasarnya bukanlah profesi yang buruk. Juru parkir resmi, yang beroperasi di bawah naungan instansi terkait, justru berperan penting dalam mengatur lalu lintas dan menjaga keamanan kendaraan. Keberadaan mereka membantu kelancaran aktivitas di tempat-tempat ramai.

Namun, garis batas profesi ini menjadi kabur ketika oknum-oknum tertentu memanfaatkan celah untuk beroperasi liar. Tanpa bekal aturan, tanpa kode etik, mereka menjelma menjadi "pengganggu jalanan" yang meresahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline