Lihat ke Halaman Asli

Pemelintiran Informasi Soal Kehadiran Kepala Bin di Rakernas PDI Perjuangan

Diperbarui: 5 Maret 2018   14:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada acara Rakernas ke-III PDI Perjuangan beberapa waktu lalu, banyak pejabat yang hadir sebagai undangan. Mereka diundang secara resmi sebagai tamu dalam sesi pembukaan acara, bukan sebagai peserta rapat penuh.

Salah satu pejabat negara yang diundang itu adalah Kepala BIN, Budi Gunawan. Namun, kehadiran Budi Gunawan di acara itu menyalak reaksi publik secara berlebihan.

Banyak yang menuduh bahwa KaBIN sudah berpolitik. Bahkan ada yang mengambil kesimpulan cukup jauh dengan mengatakan bahwa Pemilu mendatang tidak akan demokratis karena BIN sudah masuk ke ranah politik.

Pemelintiran dan pembiasan berita itu dinilai sudah cukup melenceng jauh dari faktanya. Untuk itu, Badan Intelijen Negara (BIN) mengeluarkan pernyataan terkait polemik yang makin berkembang terkait kehadiran Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan di Rakernas PDI Perjuangan tersebut.

Direktur Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Purwanto mengatakan bahwa kehadiran Budi Gunawan ke acara tersebut adalah hal biasa yang tidak perlu dipersoalkan.

Kepala BIN hadir di Rakernas PDIP adalah karena undangan, hal itu biasa terjadi di partai-partai lain, dimana saat ada acara Rakernas partai juga mengundang pejabat publik.

Dalam kehadirannya tersebut ditegaskan bahwa Kepala BIN tidak memiliki unsur keberpihakkan atau kedekatan dengan partai tertentu, sebagaimana yang dituduhkan selama ini.

Budi Gunawan sendiri hadir dalam acara itu sebagai undangan resmi, dan bukan kegiatan yang tertutup. Oleh karena itu, tidak perlu lagi dipolitisasi dengan tuduhan yang tak berdasar seperti di atas.

Disamping itu, kehadiran Budi Gunawan dalam acara tersebut juga sesuai dengan kapasitasnya sebagai Kepala BIN yang harus dekat dengan Presiden Jokowi kapanpun dan dimanapun. Dalam acara itu, Presiden juga hadir di tengah-tengah acara.

Oleh karena itu, kehadirannya di sana sebagai langkah untuk melakukan deteksi dini terhadap munculnya potensi ancaman kepada Presiden. Mengingat Bali sendiri adalah target yang menjadi sasaran terorisme global.

Untuk itu, kita mesti selektif atas isu yang berkembang di media sosial karena tak selamanya informasi yang berkembang itu valid dan benar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline