Lihat ke Halaman Asli

Ancaman Disintegrasi Bangsa Bisa Ditangkal dengan Pendidikan yang Baik

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manokwari – Komandan Kodim 1703/ Manokwari Letkol Inf Stefanus Satrio Aribowo berpendapat, pendidikan yang baik bisa menanhkal potensi disintegrasi bangsa terutama bagi kalangan muda.

Menurutnya, keinginan memisahkan diri dari NKRI seperti yang masih terasa di Papua bisa diminimalisir jika anak muda di tanah Papua bisa menikmati pendidikan yang layak dan berkualitas.

Pendidikan yang berkualitas akan membuat generasi muda Papua merdeka dari kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan. Hal itu menjadi modal penting untuk bisa mewujudkan kesejahteraan hidup sehingga pada akhirnya tidak ada lagi ada anak bangsa yang merasa dianaktirikan atau diperlakukan tidak adil.

“Untuk bisa menangkaldisintegrasi untuk anak muda menurut saya lewat pendidikan. Jadimari kita sama-sama belajar dengan baik dari sebuah pendidikan yang baik,” ujar Dandim usai upacara peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 69 di lapangan Borasi Manokwari, Minggu (17/8).

Lewat pendidikan yang baik juga bisa ditanamkan rasa cinta dan kebanggan sebagai anak bangsa sejak dulu, “Generasi muda sekarang perlu mencontoh dari para pahlawan,” ucap Satrio.

Pesan senada juga disampaikan eks pejuang Trikora Indah Suat. Dia Sendiri menilai semangat patriotisme dan nasionalisme di kalangan generasi muda kini sudah semakin menurun.

“(Nasionalisme) sudah semakin menurun, apa yang sudah dirintis para pahlawan itu kami harapkan generasi penerus bisa dilanjutkan. Bhineka Tunggal Ika itu harus dijaga terus,” pesan ketua LVRI Papua Barat ini.

Soal kelompok masyarakat yang masih berseberangan, Dandim yang baru sekitar satu bulan bertugas di manokwari itu mengatakan pendekatan dengan kelompok masyarakat yang menginginkan berpisah dari NKRI saat ini sudah berbeda. Mereka tidak lagi pandang sebagai musuh yang harus dihabisi.

“Kita sikapi mereka adalah kawan atau saudara kita yang belum paham akan kemerdekaan,” tuntasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline