Lihat ke Halaman Asli

Sajak Anak, Mati di Monas

Diperbarui: 4 Mei 2018   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi, dokumentasi pribadi

Ma, anak kita mati di Monas.

Sudahkah kau baca beritanya
Di koran pagi. Mungkin belum,
Sebab kita sedang repot mandikan jenazah.
Dan mengantarnya ke liang lahat
Tempat tidur. Yang terakhir.

Hari itu, ia pamit main sepeda.
Tapi pulang cepat-cepat.
Sebab kita sudah bilang,
Esok hari akan ke Monas.

Sudahkah kau baca berita
Di koran siang. Mungkin tidak,
Sebab kita sedang membasuh
Air mata. Menyiapkan kain kafan
Menabur wangi-wangian
Untuk bekal istirahatnya.

Malam itu ia bilang,
Bila dapat beras, akan makan banyak
Biar badannya besar, biar bisa jadi polisi.

Tapi bila dapat mie instan
Tak boleh sering dimakan
Karena bikin badan sakit
Dan tidak pandai.

Malam itu ia juga bilang,
Ingin naik ke atas Monas
Supaya bisa,
Melihat rumah dan sekolahnya,
dari sana.

Malam itu ia tidur cepat-cepat
Sebab kita sudah katakan,
Esok hari akan ke Monas.

Tapi Ma, anak kita mati di Monas

Sudahkah kau baca berita
Di koran sore. Mungkin tidak,
Sebab ahli berita
Sedang repot hari ini,
Katanya ada persekusi
Katanya ada demonstrasi

Di koran malam, Pak Polisi bilang
Ia tidak mati di Monas
Tapi di luarnya, di luar pagar
Karena badannya panas, dan kurang air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline