Sumba Barat Daya (14/12/2024). Universitas Katolik Weetebula, Program Studi Pendidikan guru pendidikan anak usia dini, semester v melakukan kegiatan observasi di kab. sumba barat daya, kec. kota tambolaka, desa weerena, pada tanggal 18 november 2024.
Kegiatan observasi kali ini dibagi dalam lima kelompok tiap kelompok terdiri dari sepuluh orang mahasiswa. kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan dan status gizi anak usia dini di kabupaten sumba barat daya, serta menjadi acuan bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri baik sebagai calon orangtua maupun sebagai calon guru.
Kesehatan gizi Pada anak usia dini, terlebih khusus anak usia dini di kabupaten Sumba Barat Daya memainkan peran penting dalam menentukan kualitas tumbuh kembang mereka. Pada periode emas ini kebutuhan nutrisi yang tercukupi tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan kognitif, emosi dan sosial.
Para ahli kesehatan anak menegaskan bahwa pemenuhan gizi seimbang harus menjadi proritas utama bagi orangtua dan pengasuh. Gizi seimbang mencakup asupan karbohidrat, protein, lemak vitamin dan mineral dalam proporsi yang tepat. Anak yang mengalami kekurangan gizi beresiko mengalami gangguan pertumbuhan, penurunan kemampuan belajar dan rentan terhadap infeksi penyakit.
Mahasiswa unika weetebula melakukan observasi terhadap Mentari Lima anak dari ibu Yublina engge yang berusia 3 tahun 8 bulan. Berdasarkan hasil observasi mentari mengalami status gizi yang normal namun ibu yublina mengatakan ada beberapa kendala yang dialami olehnya dalam meningkatkan status gizi Mentari.
"Yublina selaku ibu dari Mentari mengatakan untuk proses pengelolaan makanannya, Mentari tidak mendapatakan asupan gizi yang seimbang setiap hari, dan untuk pembiasaan hidupnya saya selalu membawakan Mentari ke posyandu setiap bulan, dan Mentari selalu makan tepat waktu, jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, jarang menyikat gigi, sering jajan setiap hari, mandi dua kali dalam sehari dan selalu menggunakan gadget sehingga mentari jarang bersosial dan berkomunikasi dengan teman sebaya maupun orang disekitar,"
cetusnya Yublina juga menjelaskan ketika mentari mengalami sakit, Pertolongan pertama yang diberikan adalah menggunakan obat herbal seperti daun sirsak, daun pria, daun nimba dan obat herbal lainnya. Tetapi jika Mentari mengalami sakit yang tidak bisa ditangani menggunakan obat herbal, maka saya akan membawanya dipelayanan kesehatan terdekat maupun dirumah sakit.
Jika dilihat dari observasi diatas maka pentingnnya peran orangtua sebagai pengasuh utama dan paling utama dalam keluarga. Orangtua harus memperhatikan segala kebutuhan anak seperti pola hidup yang sehat dan teratur, menyediakan makanan yang bergizi dan seimbang dan menghindari pemberian makanan instan, cemilan manis dan minuman bersoda lainnya. Selain perhatian utama dari orangtua, pemerintah juga harus memperhatikan segala kebutuhan yang terkait dengan kesehatan masyarakat, seperti pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau sehingga memudahkan masyarakat dalam memungkinkan pemantaun status gizi anak.selain peran orangtua dan pemerintah, peran guru juga sangat penting dalam meningkatkan tumbuh kembang anak, dengan cara mengedukasi atau memberikan pembiasaan hidup bersih dan sehat ketika anak berada di lingkungan sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H