Thailand tidak pernah menerima bantuan dari negara manapun:lalu mengapa Thailand sesekali berbenturan dengan Kamboja?
Negara-negara Asia Tenggara Thailand dan Kamboja memiliki perbatasan lurus satu sama lain. Thailand berbatasan dengan Kamboja di sebelah timur, dan Kamboja berbatasan dengan Thailand di sebelah barat.
Karena keberadaan kuil Preah Vihear, batas antara Kamboja dan Thailand menjadi sengketa. Karena baik Kamboja maupun Thailand sama-sama mengklaim kepemilikan atas kuil Preah Vihear, kuil ini menjadi sumber perselisihan antara kedua negara. Perselisihan semakin memanas setelah UNESCO menetapkan Kuil Preah Vihear Kamboja sebagai situs warisan dunia pada 7 Juli 2008. Thailand menolak mengakui warisan Kamboja.
Kuil Preah Vihear adalah struktur yang dibangun di wilayah Thailand pada abad kesebelas, tetapi setelah kolonialisme Prancis, wilayah tersebut menjadi wilayah Kamboja. Namun, Thailand keberatan dengan hal itu. Kuil Preah Vihear ditetapkan sebagai milik Kamboja oleh Mahkamah Internasional (ICJ) pada tahun 1963 sesuai dengan perjanjian Prancis dan Thailand tahun 1904 dan 1907 Namun, putusan ICJ tidak menyebutkan siapa yang memiliki tanah kosong di dekat kuil tersebut.
Pada tanggal 4–6 Februari 2011, perpecahan antara angkatan bersenjata Kamboja dan Thailand mencapai puncaknya, menewaskan 11 tentara, melukai 1 warga sipil, dan menyebabkan kerusakan infrastruktur publik.
Langkah pertama yang diambil Kamboja dan Thailand untuk mengakhiri konflik adalah melalui negosiasi.
Mereka terlibat dalam negosiasi berikut:
1. Pada tanggal 21 Juli 2008, negosiasi pertama antara perdana menteri berlangsung. Samak Sundara Jav dari Thailand dan PM Hun Sen dari Kamboja bertemu di kota Siem Reap, Kamboja utara. Kedua belah pihak setuju untuk mengeluarkan pasukan mereka dari area Kuil Preah Vihear.
2). Yang kedua terjadi pada 18-19 Agustus 2008, selama pembicaraan antara Panglima Tertinggi Thailand dan Menteri Pertahanan Kamboja. Pertemuan komisi perbatasan Kamboja dan Thailand menampilkan pembicaraan antara Panglima Tertinggi Boonsrang Nium Pradit dan Menteri Tea Banh.
Kedua negara didesak oleh PBB untuk segera menyelesaikan perselisihan mereka atas sistem ASEAN. ASEAN mengirimkan pengamat ke wilayah yang disengketakan dan juga memanfaatkan mekanisme KTT.
Langkah-langkah berikut digunakan untuk menyelesaikan perselisihan antara Kamboja dan Thailand:
1) Kamboja dan Thailand terlibat dalam negosiasi bilateral sebagai bagian dari mekanisme resolusi konflik pertama yang diberlakukan.
2) Indonesia membantu penyelesaian sengketa ini. Sebagai kepala ASEAN, Indonesia melakukan upaya yang signifikan. menengahi negosiasi antara Kamboja dan Thailand. Dengan terlebih dahulu mendatangi kedua pihak secara terpisah, Indonesia juga menggunakan shuttle diplomacy yang didukung oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa untuk mengakhiri proses mediasi.
3) Melalui proses rekonsiliasi regional dan global, Kamboja mengajukan banding ke Mahkamah Internasional PBB selain ASEAN untuk melindungi kedaulatannya.
Kemudian, Kamboja dan Thailand telah membentuk tim gabungan untuk berdebat dan membuat Kerangka Acuan yang akan digunakan oleh tim pemantau Indonesia sebagai panduan.
Pasukan militer Thailand dan Kamboja sama-sama memindahkan personel mereka dari wilayah perbatasan darat dekat situs Warisan Budaya Dunia Kuil Preah Vihear yang diperdebatkan pada 18 Juli 2012.
Setelah Mahkamah Internasional memutuskan bahwa Kuil Preah Vihear akan tetap berada di tanah Kamboja, konflik antara Kamboja dan Thailand mulai mereda.
Sumber:
https://m.antaranews.com/berita/136978/kronologi-konflik-thailand-kamboja
https://amp.dw.com/id/konflik-di-perbatasan-thailand-dan-kamboja-mulai-makan-korban/a-3715757
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/11120/05.1%20BAB%20I.pdf?sequence=5&isAllowed=y
Nama :Delsa
NIM :07041282227036
Dosen Pengampuh : Nur Aslamiah Supli, BIAM., M.Sc