Pembelajaran daring sudah sangat familiar di seluruh kalangan masyarakat terlebih siswa dan orangtua yang memiliki anak sedang mengenyam pendidikan. Hal tersebut dikarenakan masih sangat marak penyebaran Covid-19 hampir di seluruh belahan dunia termasuk di Indonesia. Karena keadaan yang sangat menakutkan dan harus menjaga agar penyebaran Covid-19 bisa berkurang maka pemerintah mengeluarkan Surat Edaran agar menerapkan protocol esehatan 3M (menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan memakai masker).
Kemudian pemerintah juga mengarahkan agar mengikuti anjuran work from home bagi yang bekerja dan pembelajaran daring bagi yang masih mengenyam pendidikan di semua tingkatan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah atas (SMK), dan Perguruan Tinggi. Siswa diminta belajar dari rumah menggunakan gadget melalui aplikasi belajar agar tetap bisa belajar bersama guru dan teman seperti aplikasi Zoom, Google Meet, Google Classroom,dan yang lainnya.
Kecanggihan teknologi saat ini memang sangat membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari pada semua aspek kehidupan. Terlebih pada saat sekarang ini, walaupun harus bekerja dan belajar dari rumah dengan menggunakan teknologi semua bisa digunakan dengan mudah. Keluarga yang jauh bisa dihubungi lewat telepon, chat, video call, dan social media lainnya. Jadi yang jauh akan terasa dekat dengan gadget.
Akan tetapi kemajuan tekologi tersebut juga tidak luput daari dampak negative. Salah satunya adalah perkembangan sosial pada siswa. Hasil survey yang dilakukan oleh bebrapa peneliti menunjukan bahwa rata-rata wali murid mengatakan pembelajaran daring sangat berpengaruh pada perkembangan sosial pada siswa. Aspek perkembangan sosial mengarah pada proses siswa belajar untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Kemampuan siswa berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di lingkungannya dapat mempengaruhi aspek-aspek perkmebangan lainnya. Salah satunya adalah aspek sosial.
Menurut Hurlock perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Aspek perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan hubungan interaksi sosial siswa. Aspek perkembangan sosial dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan dari lingkungan, orangtua, atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Pembelajaran di dalam kelas sendiri dapat memengaruhi aspek perkembangan sosial pada diri siswa. Karena siswa lebih sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan guru, tenaga kependidikan, teman sebaya dan orang dewasa yang ada di sekolah. Hal tersebut berubah total semenjak pandemic Covd-19. Siswa yang biasanya berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman dan guru, belajar berkelompok dikelas yang di awasi oleh guru, jajan ke kantin bersama teman, saling meminjam alat, Tanya jawab di kelas, bermain sewaktu jam istirahat. Semua tidak lagi dilakukan. Siswa jadi hanya belajar mandiri dirumah, hanya berinteraksi seadanya melalui aplikasi pembelajaran, hanya sibuk dengan gadget masing-masing.
Oleh sebab itu pembelajaran daring sangat berpengaruh pada perkembangan sosial siswa. Tidak menutup kemungkinan jika pandemi Covid-19 akan terus berlanjut dan pembelajaran daring terus dilaksanakan maka perkembangan sosial siswa akan terhambat bahkan siswa tidak bisa bersosialisasi dengan siswa lainnya. Beberapa anak mungkin akan menjadi introvert karena tidak memiliki jiwa sosial. Hal tersebut tentunya bukan menjadi keinginan kita. Oleh sebab itu sebagai orangtua kita juga harus mengajari anak kita untuk tetap bersosialisai. Walaupun anak kita tidak dapat bersosialisasi di sekolaha tau kelompok bermain, kita dapat mengajari anak untuk bersosialisasi di lingkugan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H