Dusun Pokdadap merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Dadapayu, Kec. Semanu, Kab. Gunung Kidul, DIY, dimana mayoritas penduduknya adalah petani. Tanaman yang biasa ditanam oleh warga adalah jagung. Setelah panen, biasanya warga langsung menjual jagung tersebut ke pengepul, padahal nilai jual jagung tersebut dapat lebih tinggi apabila diolah terlebih dahulu.
Ada banyak macam olahan dari biji jagung, salah satunya adalah emping jagung. "Di sini ada yang pernah membuat emping jagung, Mbak. Tapi hanya untuk dikonsumsi sendiri. Kalau yang diperjualbelikan belum ada.", ujar salah satu warga.
Melihat potensi yang ada, KKN-PPM XLII UMBY Kelompok 17 memiliki inisiatif untuk mengadakan pelatihan membuat emping jagung, sekaligus teknik-teknik pemasarannya agar laku di pasaran. Emping jagung dapat menjadi salah satu inovasi bagi warga Dusun Pokdadap untuk membentuk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) baru di bidang makanan ringan.
Terdapat beberapa teknik dalam pembuatan emping jagung, namun kami memilih teknik yang sederhana agar ibu-ibu dapat mengikutinya dengan mudah. Pelatihan dimulai dengan memaparkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat emping jagung, diantaranya yaitu jagung kering, kapur, bawang putih bubuk, kaldu ayam bubuk, garam, minyak goreng, dan bumbu perasa.
"Apa fungsi kapur tersebut, Mbak?", tanya Bu Larno, salah satu peserta pelatihan. "Fungsi kapur itu untuk mempercepat pelunakan biji jagung saat perebusan dan untuk melepaskan kulit ari saat perebusan, agar jagung mudah dipipihkan.", ujar Hanna, salah satu anggota Kelompok 17.
Jagung kering yang sudah dipipil dan dicuci kemudian direbus dengan air kapur sampai jagung tersebut cukup lunak untuk dipipihkan. Jagung yang sudah dipipih dijemur terlebih dahulu hingga kering dan siap untuk digoreng. Setelah digoreng, emping jagung dibumbui dengan campuran bawang putih bubuk, kaldu ayam bubuk, dan garam yang sudah disangrai. Untuk menambah cita rasa, emping jagung diberi bumbu tambahan, seperti bumbu balado dan barbeque.
Emping jagung yang hendak diperjualbelikan memerlukan kemasan yang menarik sebagai bagian dari teknik branding produk. Kami menyarankan kepada ibu-ibu untuk menggunakan plastik pouch agar memudahkan proses pengemasannya. Untuk brand dari produk emping jagung yang sudah dibuat, kami memberikan saran nama DUDA (Dusun Pokdadap). Nama DUDA dipilih dengan tujuan agar dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli emping jagung hasil produksi dari ibu-ibu Dusun Pokdadap.
Agar produk emping jagung dapat menjangkau pasar yang luas, maka sebaiknya pemasaran tidak hanya dipasarkan di warung-warung sekitar dusun saja. Emping jagung dapat dipasarkan secara online melalui e-commerce, seperti Shopee. Oleh karena itu, kami juga memberikan pelatihan mengenai cara pendaftaran akun Shopee Partner.
Harapannya, melalui pelatihan yang diberikan oleh Kelompok 17, ibu-ibu memiliki kegiatan produktif yang dapat menciptakan UMKM di Dusun Pokdadap. Selain itu, melalui UMKM ini ibu-ibu juga akan mendapatkan penghasilan sendiri dengan memaksimalkan hasil tani yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H