Tanaman paitan merupakan tanaman yang kerap dianggap sebagai gulma ternyata menyimpan potensi besar sebagai pestisida nabati ramah lingkungan. Pestisida nabati itu sendiri merupakan jenis pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan. Sederhananya, ini adalah pestisida alami yang dibuat dari ekstrak bagian tumbuhan seperti daun, batang, biji, atau akar. Namun penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Della, Sofia dan Sulisetijono menggunakan bagian daunnya.
Penelitian terkait mengenai potensi paitan juga telah dilakukan oleh (Jayati & Nopiyanti, 2020) menunjukkan bahwa ekstrak daun paitan efektif dalam mengendalikan hama tanaman, tanaman paitan (Tithonia diversifolia) memiliki kandungan bahan aktif berupa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, terpenoid dan fenolik. Selain itu, daun paitan memiliki sifat bioaktif yang dapat digunakan sebagai insektisida botani, karena bahan aktif yang ada dalam daun paitan akan menyebabkan gangguan aktivitas makan pada hama hingga menyebabkan penghambatan pertumbuhan larva, bahan aktif saponin juga mampu menghambat pertumbuhan larva menjadi pupa dan kematian pupa serta daun paitan bisa digunakan anti bakteri, anti protozoa dan hama.
Namun sampai saat ini penelitian mengenai dampak pestisida nabati terhadap hewan non-target khususnya organisme tanah seperti cacing tanah belum dilakukan. Alasan inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan uji coba.
Dalam penelitian yang dilakukan ini, peneliti Della, Sofia dan Sulisetijono mengeksplorasi potensi daun paitan secara mendalam. Ekstrak daun paitan nantinya diaplikasikan pada cacing tanah untuk mengamati perubahan perilaku, tingkat kematian, serta perubahan struktur histologi. Berkaitan dengan respon merupakan studi mengenai perilaku atau aktivitas hewan dan perilaku merupakan bentuk respon terhadap kondisi internal dan eksternalnya. Pembuatan pestisida dilakukan mulai dari pembuatan simplisa kering, penghalusan menjadi serbuk, penggunaan metode maserasi untuk mendapatkan ekstrak daun pahitan dilakukan sebanyak 2 kali hingga didapatkan ekstrak yang siap digunakan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan Della, Sofia dan Sulisetijono menunjukkan bahwa paparan ekstrak daun paitan pada konsentrasi 5% dapat mengganggu dan menghambat aktivitas cacing tanah. Mengapa peneliti tertarik uji coba pada cacing tanah karena cacing tanah itu memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tanah. Mereka membantu menggemburkan tanah, meningkatkan aerasi, dan meningkatkan kesuburan tanah. Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak pestisida nabati terhadap organisme tanah ini.
Hasil temuan penelitian telah didapatkan bahwasanya hasil paparan pestisida nabati menunjukkan hasil bahwa cacing tanah masih mampu bertahan hidup atau beradaptasi setelah dilakukan paparan pestisida nabati dibandingkan dengan paparan pestisida sintetik yang menyebabkan kematian cacing tanah yang lebih tinggi. Hasil lain menunjukan bahwasnya respon perilaku yang ditimbulkan dari paparan pestisida nabati antaralain tubuh cacing tanah masih mampu beradaptasi dan menunjukan kondisi hidup khususnya pada bagian anteriornya bergerak menghindar dan berada di lingkaran cawan atau berjalan mengililingi cawan, kemudian pada bagian posteriornya beberapa mengeluarkan cairan dari tubuhnya dan bewarna merah kekuningan,
Temuan ini membuka peluang baru dalam pengembangan pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan. Diaman daun paitan mudah ditemukan dan relatif murah, dan dapat menjadi alternatif yang menarik bagi petani. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan dosis optimal dan cara aplikasi yang tepat agar tidak merusak ekosistem tanah secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H