Lihat ke Halaman Asli

Perilaku Antisocial, karena Faktor Apa??

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Perilaku Antisosial secara tidak sadar banyak terjadi di kalangan masyarakat saat ini. Perilaku ini sangat berbanding terbalik dengan perilaku prososial. Banyak contoh perilaku antisocial yang terjadi didalam masyarakat, contohnya seperti mabuk-mabuk an, membuang sampah sembarangan, sering kebut-kebutan di jalanan, dan perilaku-perilaku menyimpang lainnya. Perilaku anti social ini termasuk bagian dari gangguan kepribadian. Pengertian gangguan kepribadian sendiri adalah suatu pola perilaku atau cara seorang individu berhubungan dengan orang lain yang benar-benar kaku, yang akhirnya menjadi self defeating.

Banyak perilaku antisocial yang di sebabkan oleh pengaruh media massa, contohnya seperti saat anakkecil menonton tv tentang kekerasan, perilaku menyimpang dan lainnya. Maka anak tersebut cenderung mencontoh perilaku seperti yang telah ia tonton dan kemudian ia rekam di dalam memorinya. Tidak hanya menyebabkan perilaku anak menjadiburuk, terkadang setelah seorang anak menonton tayangan di tv, dia malah rajin belajar, dia semakin pinter berosialisasi/berhubungan dengan teman-temannya dll. Dapat di katakana bahwa media massa memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan dan pola perilaku bagi seorang anak.

Ada beberapa ciri seorang individu yang memiliki perilaku antisocial di antaranya adalah bahwa tidak ada kesesuaian antara sikap individu dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat, selain itu seorang individu anti social cenderung melakukan perlawanan yang adadalam masyarakat, dan lain sebagainya. Gangguan kepribadian antisocial terjadipada semua kelompok ras dan kelompok etnik. Gangguan ini lebih umum terjadi pada kelompok social ekonomi yang lebih rendah. Karena orang dengan gangguan kepribadian antisocial kemungkinan mengalami penurunan dalam hal pekerjaan, mungkin karena perilaku antisocial mereka membuat mereka sulit untuk memiliki pekerjaan yang tetap atau meningkatkan karir.

Mungkin juga bahwa orang dari tingkat social ekonomi yang lebih rendah lebih cenderung untuk di asuh oleh orang tua yang memberi panutan perilaku antisocial. Selain itu, perilaku antisocial banyak di hubungkan dengan kriminalitas. Karena rata-rata orang yang melakukan kriminalitas adalah orang-orang yang suka dengan melanggar norma-norma dan hukum yang ada dalam masyarakat. Tetapi dengan demikian kita sebaiknya memperhatikan juga bahwa orang menjadi kriminalis atau pelanggar hukum bisa saja bukan karena kepribadiannya yang terganggu tetapi karena mereka di asuh dalam lingkungan atau subbudaya yang mendorong dan menghargai perilaku krminal. Karena meski perilaku kriminalis adalah hal yang menyimpang bagi masyarakat luas, namun  hal itu adalah normal dalam standar subbudaya mereka. Kita juga sebaiknya mengenali bahwa kurangnya rasa penyesalan, yang merupakan cirri utama dari gangguan kepribadian perilaku antisocial tidak menandai semua kriminalis. Sejumlah kriminalis menyesali kejahatan mereka dan bukti dari penyesalan di tunjukkan saat masa hukuman berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline