Lihat ke Halaman Asli

Munajat Sendu

Diperbarui: 17 Desember 2020   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nabastala termenung
Meratapi sumarah hidup tiada tara
Gumpalan awan hitam mulai merata
Pertanda akan ada yang turun

Tak perduli dengan gumpalan itu
Kakiku berbisik tuk terus berjalan
Mengantar sosok bidadari duniaku
Hingga perlahan turun gerimis basahi kacamataku

Penuh tetesan itu jatuh sampai arah pandangku tak tentu
Tapi ku tahu yang jatuh itu sebuah anugrah dari yang mencipta
Seolah bidadariju berbisik "ini waktu mustajab, berdoalah"
Ku segerakan inginku,kudekapkan kedua tanganku

Ku memulainya...
Mataku terpejam menangis bermunajat pada sang pemberi waktu ini
Berhadap waktu bahagia itu akan tiba


Meski harus diawali jatuh merintih bersendu,
Tapi kupercaya setelah jatuh itu

Akan hadir sebuah pancaran harsa warna-warni menghiasi nabastala dan hidupku




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline