Lihat ke Halaman Asli

Della Collina

Mahasiswa

Covid-19 Belum Berakhir, DBD Masih Menghantui Kita Semua

Diperbarui: 8 Agustus 2021   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Mahahsiswi Undip Melakukan Pembagian Spray Anti-Nyamuk Serta Poster Edukasi 

Semarang (03/08/2021) - Adanya pandemi Covid 19, bukan berarti penyakit DBD tidak akan menyerang. Penyakit ini berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue.

Saat ini penyakit DBD perlu diperhatikan tidak hanya Pandemi Covid-19. Ditambah cuaca di Indonesia tidak menentu sehingga menyebabkan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti dapat menularkan penyakin demam berdarah ke manusia.

Untuk mengantisipasi penularaan penyakit DBD, Mahasiswa Universitas Diponegoro melakukan KKN di Desa Gayamasri, Kel. Gayamsari, Kec. Gayamsari, Kota Semarang. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, hingga akhir 2020 tercatat ada 5.768 kasus dan 107  meninggal dan pada tahun 2021 januari hingga awal maret tercatat ada 37 kasus DBD. Penyakit DBD yang disebabkan nyamuk aedes aegypti sangat berbahaya bagi manusia.

Della Collina Sukamto “kami melakukan KKN di desa Gayamsari untuk penyuluhan kepada masyarakat bahwa menggunakan insektisida kimia untuk menghindari dari gigitan nyamuk, salah satu insektisida kimia yaitu lotion penolak nyamuk (Repellent) yang beredar di pasaran. Insektisida umumnya mengandung N,N – diethyl – m – toluamide (DEET) yang dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan penggunanya.”

Ada bebarapa efek samping dari penggunaan insektisida kimia, yang dapat dikurangi dengan penggunaan insektisida alami yang berasal dari ekstrak tanaman untuk menggantikan DEET seperti menggunakan bahan alam.

“Digunakannya insektisida alami yang berasal dari ekstrak tanaman diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat karena selain bahan lebih mudah diperoleh, zat yang terkandung dalam bahan alam juga mampu melindungi dari serangan nyamuk.”

Gambar 2. Materi Edukasi 

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2021 dengan sasaran warga Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang. Program KKN ini untuk masyarakat lebih mengetahui terkait bahan kimia berbahaya apa saja yang terkandung dalam lotion (Repellent) serta manfaat menggunakan spray anti-nyamuk dari ekstrak bahan alam sebagai bentuk alternatif.

“Program ini diharapkan masyarakat desa Gayamsari dapat lebih memahami kandungan bahan kimia berbahaya dalam lotion (Repellent) serta kandungan ekstrak bahan alam pada spray anti-nyamuk bagi kesehatan dan dengan memahami kandungan bahan kimia berbahaya, diharapkan masyarakat mampu membuat spray anti-nyamuk sendiri sehingga mengurangi penggunaan dari lotion (Repellent) serta lebih menjaga kebersihan lingkungan”

Ibu PKK RT 07 RW 02 sejumlah 3 orang menyambut baik program edukasi ini dengan menggunakan media Poster. Ibu Soelistyowati selaku ketua PKK kelurahan Gayamsari memberikan respon yang cukup memuaskan, “Terima kasih mbak atas pembagian spray anti-nyamuk dan edukasi cara pembuatan spraynya, mudah dibuat dan sangat bermanfaat bagi warga disini karena memang lagi musim pancaroba jadi sudah mulai banyak nyamuk di daerah sini mbak.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline