Lihat ke Halaman Asli

Della dwilestari

Pelajar/mahasiswa

Keindahan dan Keunikan Tenun Lampung, Warisan Budaya yang Berharga

Diperbarui: 12 November 2024   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : sumber pribadi diambil di Musium Lampung

Tenun tradisional Lampung merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya dengan nilai sejarah, estetika, dan filosofi. seni menenun di Lampung telah dikuasai oleh kaum perempuan sejak lama, menggunakan alat tenun tradisional yang dikenal sebagai mattakh. Tenun Lampung tidak hanya dihasilkan sebagai produk tekstil, tetapi juga memiliki makna mendalam yang berhubungan erat dengan kehidupan sosial dan budaya masyarakat Lampung.

Apa Itu Tenun Lampung?

Tenun Lampung merupakan kain tradisional yang dibuat dengan teknik tenun menggunakan alat khusus yang disebut mattakh. Alat tenun ini digunakan secara manual untuk menghasilkan kain yang seringkali dihiasi motif-motif khas dengan teknik rumit. Dalam proses pembuatannya, beberapa ragam hias bisa langsung diaplikasikan saat menenun, atau disulam setelah kain selesai ditenun. Kain-kain tenun Lampung yang terkenal meliputi Tapis, Inuh, Pelepai, Tatibin, Nampan, Kekat Akin, Tumpal, dan Bidak.

Ragam Hias yang Menjadi Ciri Khas

Setiap jenis kain tenun Lampung memiliki karakteristik ragam hias yang berbeda-beda. Misalnya, kain Tapis sering dihiasi lajur-lajur benang emas atau perak, yang disertai elemen dekoratif lain seperti payet logam atau kaca, menciptakan kesan mewah. Sementara itu, kain Inuh dihias dengan teknik tenun ikat dan memiliki motif-motif seperti tumpal (pucuk rebung), belah ketupat, dan kait kunci. Lajur-lajur kain Inuh yang tidak bermotif biasanya dihiasi sulaman benang sutra.

 Tenun Khas Laki-Laki Lampung

Beberapa jenis kain tenun Lampung dibuat khusus untuk laki-laki, seperti kain Tumpal ke kat akin dan kain Bidak. Kain Tumpal berbentuk sarung dengan motif kotak-kotak yang dibuat dari lajur-lajur horizontal dan vertikal. Motif pada kain ini dihiasi dengan benang emas dan benang sutra yang dikerjakan bersamaan dengan proses menenun. Sedangkan kain Bidak, yang juga dibuat dengan cara yang sama, memiliki makna khusus. Selanjutnya ada kain Kekat Akin, yang digunakan sebagai penutup bahu mempelai laki-laki pada saat upacara perkawinan atau dijadikan sebagai penutup kepala yang disebut manuk mekhem. Kain ini ditenun dengan teknik khusus dan dihiasi motif bunga melur.

Fungsi Khusus dalam Adat dan Upacara

Kain tenun Lampung juga sering digunakan dalam berbagai upacara adat dan memiliki fungsi yang sangat beragam. Misalnya, kain Tapis Rajo Tunggal dikenakan oleh istri penyimbang tuho (pemimpin adat) saat menghadiri upacara daur hidup manusia. Motif pada kain ini menggambarkan simbol-simbol seperti orang naik perahu dan pucuk rebung, yang mencerminkan kekuatan masyarakat Lampung dalam menyelesaikan berbagai kegiatan bersama.

Kain-kain ini tidak hanya merepresentasikan estetika, namun juga filosofi hidup masyarakat Lampung yang luhur. Dengan teknik dan proses yang kompleks, kain tenun Lampung tidak sekadar menjadi produk tekstil, melainkan juga menjadi simbol status sosial, kehormatan, dan warisan budaya yang harus dijaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline