Lihat ke Halaman Asli

Dengan Apa Ia Kau Sandingkan

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat: 49)

Mengingat firman Allah tersebut, saya termenung sejenak. Pikiran pun melayang jauh. Langit dan bumi, yang saling membutuhkan, siang dan malam yang saling berbagi, kiri dan kanan yang saling melengkapi. Namun tatkala sampai pada matahari dan bulan, saya teringat pada bintang..apa pasangan nya?.. kulempar pertanyaan itu dalam diriku.. tapi tak jua aku menemukan jawabannya.. dia yang bahkan selalu dipuja dengan keindahannya, namun dengan apa ia kau sandingkan tuhan?? Apakah dengan bulan?? Lalu bagaimana dengan matahari.. pertanyaanku melayang jauh melewati batas naluriku…

Aku tak mampu menjawabnya.. dan hanya DIA yang bisa menjawabnya.. akupun teringat pada seorang tua, yang rambut nya sudah beruban, wajahnya yang sudah keriput. Langkah kakinya yang sudah tak seimbang lagi.. ditambah batuk-batuk kecil.. yang selalu terdengar saat dia berjalan. Tapi ia tak punya seorangpun anak, jangankan anak kudengar kabar dari orang-orang, ia tak pernah punya istri… hatiku semakin terisis saat kubayangkan betapa pedihnya hidup seorang diri seperti dia, ia yang hanya bekerja sebagai pengulung, menghabiskan hari-harinya sendiri tanpa seorangpun yang peduli,. Kemanakah pasangan nya ?? hah…. Mungkin saja pasangan nya sudah mati atau bahkan belum lahir.. hanya Tuhan yang tau. Atau jika tidak didunia ini mungkin saja seorang bidadari surga untuknya..

Aku tak ingin memikirkan nya lagi… biarlah pertanyaan itu kusimpan dalam benakku… bila aku punya kesempatan untuk bertemu dengan tuhanku mungkin akan kutanyakan itu…

Bukankah kebesaran ALLAH tiada kiranya, betapa luas nikmat yang telah diberikannya, sehingga tak satupun makluk dibumi ini yang mampu menghitungnya. Sedetik saja aliran darah ditubuh ini tak mengalir entah apa jadinya, tapi kenapa kita sebagai makhluk selalu mengeluh. Dan tak pernah mensyukurinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline