Pantai Kuta adalah salah satu ikon pariwisata di Bali. Pantai ini dikenal sebagai pantai Matahari Terbenam karena keindahan panorama matahari terbenamnya. Tetapi pantai Kuta juga dikenal karena paintainya yang kotor dan jorok.
Tetapi sampah yang biasanya tersebar sepanjang pantai sekarang sudah terlihat berkurang dan hampir tidak ada. Air laut pun terlihat lebih indah dan jernih. Dipadukan dengan pemandangan matahari terbenam, membuat pantai ini menjadi lebih memukau dan mampu menyegarkan mata.
Sampah-sampah di pantai Kuta biasanya muncul karena masih banyak wisatawan dan masyarakat yang kurang menyadari pentingnya kebersihan dengan tidak membuang sampah sembrangan.
Semenjak pandemi Covid-19 dan diberlakukannya PKM oleh pemerintah Bali, pantai Kuta juga ditutup sehingga tidak bisa dikunjungi. Meskipun penutupan tersebut cukup merugikan ekonomi penduduk, tetapi dengan minimnya wisatawan di pantai Kuta menjadikan pantai ini menjadi lebih bersih. Hal ini tentu menyadarkan kita tentang betapa pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
Sampah tidak hanya menjadi ancaman untuk umat manusia. Tetapi seluruh makhluk di bumi. Pantai Kuta menjadi salah satu pantai yang dijadikan para Penyu untuk menyimpan telur. Populasi penyu di dunia saat ini sudah hampir punah. Dengan banyaknya sampah yang ada disepanjang pantai dan laut tentu akan semakin menyulitkan mereka untuk berkembang biak.
Permasalahan sampah ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah. Perlu kesadaran di setiap wisatawan dan juga masyarakat terkait permasalahan ini karena seluruh dampak baik dan buruk kita semua yang akan merasakan dan menanggungnya. Tentu kita tidak ingin merasakan dampak buruk akibat ulah kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H