Lihat ke Halaman Asli

Jatilan Turonggo Mudo Purwo Budoyo Gedong Kembali Rutin Adakan Latihan

Diperbarui: 9 November 2022   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga Gedong yang sedang berlatih jatilan. (Sumber: dokumentasi KKN 125)

Jatilan Turonggo Mudo Purwo Budoyo kembali menggelar latihan rutin setelah sebelumnya sempat hiatus. Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam Minggu selepas Isya hingga hampir tengah malam. Latihan hanya akan diliburkan jika hari sedang diguyur hujan. Pada (29/10/2022), latihan sudah genap dilakukan sebanyak 10 kali.

Para peserta sendiri merupakan warga asli Gedong, Mereka lulusan SMP hingga SMK. Terdiri dari delapan putra dan delapan putri yang berlatih secara bergantian.

"Ya memang minat. Timbang dolanan HP," jelas salah satu peserta latihan, Elis Setyaningrum.

Berbeda dengan konsep jatilan yang dikenal beringas. Mereka menarikan jatilan gaya kreasi baru. Konsep kesurupan hingga melakukan hal-hal di luar nalar diakui tidak dilakukan. Tarian mereka turut diiringi oleh alat musik modern, seperti drum. Prinsip ini merupakan adaptasi dari perkembangan zaman.

"Seneng. Yang penting awake gelem menyang," tutur salah satu warga yang turut menonton, Purwanto.

Latihan sendiri dilakukan di halaman salah satu rumah warga. Acara rutin ini menjadi hiburan bagi mereka selepas bekerja sembari menikmati teh hangat yang disajikan oleh tuan rumah.

Proses membangun ulang kesenian yang sempat mati tentu bukan hal yang mudah. Terlebih, mereka hanya bermodalkan YouTube tanpa adanya pelatih. Karena itu, latihan berulangkali terhenti karena para penari harus melihat ulang tayangan video.

"Kasian kalau gak ada pengarahnya. Pakai YouTube mah susah kalo belum fasih. Keliatan ruwet," komentar salah satu penonton, Wakiran. Pria berusia 68 tahun ini menjelaskan jika latihan dijalankan terus seperti ini maka membutuhkan waktu yang lama untuk bisa fasih.

Gerimis tipis mulai datang. Meski begitu, mereka tetap melanjutkan latihan. Para penampil putra berlatih langsung menggunakan kuda lumping. Sedangkan yang putri, hanya berlatih gerak dan pola tari secara berkelompok.

Walaupun banyak kendala, para penonton turut memberikan harapan kepada para pemuda ini. "Semoga bisa segera pentas. Ke depannya bisa maju dan lebih berkembang," pungkas Purwanto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline