Lihat ke Halaman Asli

Ramah Lingkungan! PMM UMM 56 Kenalkan Ibu PKK Desa Ngenep Biofertilizer

Diperbarui: 13 Februari 2024   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Dokumen Pribadi

Kabupaten Malang - Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) menjadi wadah bagi para mahasiswa menyalurkan berbagai macam kegiatan positif pada masyarakat. PMM tersebut memiliki tujuan untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Pada 19 Januari -- 19 Februari 2024, tim PMM UMM Bhaktiku Negeri gelombang 01 kelompok 56 dengan keanggotaan Dwiana S. (2021-008), Purnomo (2021-015), Mahaldia S. N. F (2021-024), Myco P. Y (2021-041), Naufal Y. A (2021-058) didampingi oleh dosen pembimbing lapang (DPL) Laela Hikmah Nurbatra, S.Pd., M. A, M.E kembali melangsungkan kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan tersebut berlangsung di Desa Ngenep, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Tim PMM UM  kelompok 56 mengusung tema "Mendukung Ketahanan Pangan Lokal dengan Penerapan Pertanian Ramah Lingkungan."

Kesuburan tanah tanaman di Indonesia bervariasi secara signifikan tergantung pada lokasi geografis, jenis tanah, dan praktik pertanian yang diterapkan. Di Indonesia, ada beberapa jenis pupuk organik yang biasanya dipraktikkan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pemilihan jenis pupuk organik yang tepat bergantung pada jenis tanaman yang dibudidayakan, kondisi tanah, dan kebutuhan nutrisi tanaman. Beberapa diantaranya seperti pengomposan dan biofertilizer.

Pengomposan merupakan proses penguraian bahan organik menjadi kompos yang berguna sebagai pupuk organik. Sedangkan biofertilizer salah-satu jenis pupuk organik yang terbuat dari mikroorganisme hidup, seperti bakteri, fungi, atau alga, yang membantu meningkatkan kesuburan tanah dan memberikan nutrisi tambahan kepada tanaman.

Sumber Foto: Dokumen Pribadi

Sumber Foto: Dokumen Pribadi

Tim PMM UMM gelombang 01 kelompok 56 menginovasikan kegiatan edukasi terkait pupuk organik dengan pembuatan biofertilizer dan juga pengomposan. Kegiatan tersebut diikuti oleh Ibu PKK Desa Ngenep. Dalam pembuatannya, tim PMM UMM menggunakan metode takakura. Takakura sendiri merupakan metode pengolahan sampah atau limbah organik rumah tangga seperti sayuran atau buah-buahan yang mengandalkan fermentasi untuk mengurangi limbah organik menjadi pupuk kompos. Dengan metode tersebut menghasilkan sampah atau limbah rumah tangga yang dihasilkan tidak berbau.

"Kegiatan ini untuk mengedukasi masyarakat Desa Ngenep untuk mengurangi ketergantungan mereka pada pupuk kimia, maka secara tidak langsung juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat di Desa Ngenep," ucap Dwiana selaku koordinator tim PMM kelompok 56.

Tim PMM UMM gelombang 01 kelompok 56 berharap melalui program yang telah diinovasikan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Ngenep akan pentingnya menjaga lingkungan melalui penggunaan pupuk organik. Serta, berharap meningkatnya pengetahuan masyarakat terkait dampak buruk dari ketergantungan pada pupuk kimia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline