Lihat ke Halaman Asli

Konsep Penyu Asuh Berbasis Konservasi untuk Mendukung Ecotourism di Desa Emang Lestari

Diperbarui: 29 Desember 2022   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

MEMBANGUN BANGSA

(DELIA PUSPITA CAHYANI)

(MAHASISWA UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA)

Penyu merupakan reptile besar yang bernafas dengan paru-paru dan merupakan hewan berpunggung keras yang masuk dalam kategori hewan dilindung berdasarkan Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered Speciesis) (Direktorat  Konservasi  Dan  Taman  Nasional  Laut,  2009). Mengingat penyu adalah hewan endemik maka Pemerintah mengambil tindakan serius dalam hal ini dan membuat aturan tentang perlindungan serta konservasi penyu yang tertuang dalam undang-undang nomor 5 tahun 1990 (Sulaiman dkk, 2010). Di Indonesia penyu dapat dijumpai di sekitar perairan Sumatra, Bali, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan perairan Indonesia  bagian  timur  serta  Nusa  Tenggara  Barat, khususnya  di  Kecamatan  Lunyuk  (Ubwarin,  2019).  Desa Emang Lestari yang terletak di Kecamatan Lunyuk. memiliki keindahan pantai dan merupakan habitat alami dari penyu hijau yang dilindungi karena termasuk dalam kategori hewan langka . Di kawasan ini telah terjadi aktifitas pemburuan telur maupun daging penyu   hijau   secara   bebas.  Penyu   tersebut   diklasifikasikan  sebagai hewan yang terancam   punah,   namun masyarakat  sekitar memburu  dan  mengkonsumsi telur  penyu  dengan  bebas  serta  telah menjadi  kebiasaan.

Hal ini menjadi sangat ironis mengingat penyu termasuk dalam kategori hewan langka yang tidak boleh diperjual belikan ataupun dikonsumsi. Dari potensi Desa Emang Lestari yang menjadi habitat penyu kita masih bisa memanfaatkanya untuk dijadikan Ecotourism atau ekowisata berbasis konservasi yang bisa dimanfaatkan menjadi Desa Wisata. Dengan adanya Ecotuourism atau ekowisata ini maka akan mendatangkan banyak dampak positif baik dalam bidang konservasi penyu, kebutuhan scientific dan memberikan penghasilan bagi masyarkat di Desa Emang Lestari. Konsep ekowisata ini memfokuskan perhatian besar terhadap kelestarian lingkungan dan keberlangsungan aktivitas sosial budaya pada lokasi wisata. Sehingga pengembangan ecotourism atau ekowisata dapat berkontribusi besar dalam upaya konservasi penyu hijau di Desa Emang Lestari. Ekowisata juga dipandang mampu untuk menggerakkan roda perekonomian melalui penciptaan lapangan kerja serta menjadikan masyarakat menjadi lebih berdaya (Mayer et al.,2010; Arieta, 2010).

Ekowisata merupakan salah satu terobosan baru dalam peningkatan ekonomi masyarakat tanpa harus mengabaikan prinsip-prinsip konservasi terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia (Waylen et al., 2009). Dimana ekowisata ini merupakan tempat penangkaran penyu yang ada di Desa Emang Lestari yang menjadi habitat dan juga tempat ternyaman untuk incubator alami telur penyu hijau. Ekowisata ini juga bukan hanya sekedar tempat penangkaran penyu hijau tetapi menjadi tempat rekreasi karena keindahan pantainya. Jadi nantinya pengunjung akan diberikan kesempatan untuk berkontribusi atas penetasan dari penyu hijau untuk mempertahankan populasinya. Dengan adanya ekowisata ini kita bisa tetap mempertahankan populasi penyu dan juga memberdayakan masyarakat setempat. Dengan konsep ekowisata ini secara tidak langsung membuat desa lebih mandiri.

Daftar Pustaka

Mayer, M., Mller, M., Woltering, M., Arnegger, J., & Job, H. (2010). The economic impact of tourism in six German national parks. Landscape and Urban Planning, 97, 73-82.

 Waylen, K .A., McGowan, P. J. K., Group, P. S., & Gulland, E. J. M. (2009). Ecotourism positively affects awareness and attitudes but not conservation behaviours: a case study at Grande Riviere, Trinidad. Oryx, 43(3), 343-351.

Wulandari, R., Ardiyansyah, A., Edrial, E., Muslim, M., & Kurniawansyah, H. ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KONSERVASI PENYU: STUDI DI DESA EMANG LESTARI KECAMATAN LUNYUK KABUPATEN SUMBAWA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline