Mungkin bila kita bertanya kepada setiap orang mengenai kata apa yang melekat setiap disebut nama Arab Saudi, maka panas akan menjadi salah satu jawaban utamanya. Disamping tentunya Makkah, Ka'bah, Madinah dan minyak.
Jawaban yang tidak keliru. Karena memang begitulah Arab Saudi. Negara ini terletak di Semenanjung Arabia. Salah satu wilayah kering dan panas di muka bumi.
Pada musim panas, suhunya bisa mencapai lebih dari 45 derajat Celsius. Bila pada siang hari kita keliling kota dengan mobil, pastikan tidak menyentuh salah satu bagian mobil yang terbuat dari besi. Karena sedikitnya kulit kita akan melepuh karena panasnya. Kita juga akan kesulitan mencari AC yang mempunyai PK (Paard Kracht atau besaran tenaga untuk mendinginkan ruangan) dengan ukuran seperti di Indonesia. AC dengan PK terbesar di Indonesia mungkin akan menjadi AC dengan ukuran PK terkecil di Saudi. Tidak akan nendang kalau dipakai.
Selain itu, hati-hati juga untuk menyentuh air dari keran air pada musim panas. Karena di beberapa daerah, air dari keran pun menjadi panas. Air kiriman perusahaan air yang disimpan di tanki bawah tanah dan didorong pompa ke tanki air di atas rumah, juga menjadi panas. Kecuali si pemilik rumah mempunyai budget sangat besar sehingga bisa pendingin di tanki air.
Lalu bila kita mengajukan pertanyaan yang lebih spesifik mengenai infrastruktur jalan di Arab Saudi, maka akan terbayang jalan yang lebar, lurus, mulus dan gratis. Seperti yang kerap dilihat oleh Jamaah Haji dan Umrah ketika melakukan perjalanan darat dari Makkah ke Madinah atau sebaliknya.
Jalannya dua arah terpisah dimana satu arah jalan terdiri dari tiga jalur jalan. Jalannya pun lurus seperti sedang membelah gurun pasir yang panjang. Sebagai penghasil minyak mentah dunia, Saudi tentunya mempunyai aspal berlimpah. Karena itu jalan-jalan pun dibuat dari aspal. Sebuah material yang berasal dari penyulingan minyak bumi atau endapan alam.
Karena jalan yang lurus dan dua arah inilah maka sulit menemukan kecelakaan mobil ala adu banteng. Atau sebuah kecelakaan dimana dua mobil bertabrakan dalam posisi sambil berhadap-hadapan.
Kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi adalah saling serempet diantara mobil yang berada di satu jalur. Bila ada mobil yang menabrak lawan arah, berarti mobil itu betul-betul dalam kecepatan tinggi sehingga bisa melompati pembatas jalan. Atau kecelakaan dimana mobil terguling di gurun karena supir nya tidak bisa mengendalikan kecepatan dan mengantuk.
Karena kerap terjadi hal seperti ini, maka diberlakukanlah aturan pembatasan kecepatan. Untuk alat kontrolnya, dipasang kamera pengintai dimana-mana. Bila kamera pengintai menyala, berarti dia sudah memotret kita karena ada pelanggaran melebihi batas kecepatan. Setelah itu, siap-siap saja menerima sms yang berisi pemberitahuan bahwa kita sudah melanggar lalu lintas dan mesti membayar denda dengan cara transfer bank.
Namun seperti yang sudah-sudah, generalisasi adalah salah satu kesalahan umum yang kerap terjadi. Bahwa Arab Saudi itu panas dan jalan di Arab Saudi itu lurus dan lebar adalah benar. Namun secara keseluruhan Arab Saudi tidaklah seperti itu. Kita juga akan menemukan sisi lain Arab Saudi dengan suhu dan kontur jalan yang berbeda sama sekali.
Bila kita sempatkan berjalan ke Kota Abha di Provinsi Asir, Selatan Saudi yang berada di sisi Barat Jazirah Arab arah Laut Merah, kita akan menemukan Arab Saudi yang berbeda. Baik suhu nya maupun kontur jalannya.