Sepertinya antara Baitullah dan anak-anak itu ada hubungan khusus. Juga misterius.
Kami tidak tahu apakah ada tulisan mengulas mengenai hubungan keduanya. Hanya saja kadang untuk memahami hubungan keduanya bukan dengan mencerna berbagai tulisan. Instuisi, bahkan kadang diam, adalah cara terbaik untuk memahaminya.
Seperti orang dewasa, anak-anak yang sudah berangkat ke Baitullah juga merasakan rindu Baitullah. Mereka akan bertanya kapan ke Baitullah lagi. Meskipun ketika Umrah mereka berkali-kali mengeluh. Mulai dari berdesakan ketika Thawaf di depan Ka'bah, sampai kelelahan ketika melakukan tujuh putaran Sa'i.
Baca juga;
Haji Dan Fiqih Wudhu Masyarakat Indonesia dan Masyarakat Arab Saudi
Meski begitu, anak-anak mengalami pengalaman unik tersendiri. Hal yang tidak dialami orang dewasa.
Pertama kali melangkah memasuki Masjidil Haram bersama anak, beberapa kali langkah kami terhenti. Beberapa Ibu dari berbagai negara, menghentikan langkah kami. Mereka ingin memberikan permen atau makanan kecil untuk anak. Lengkap dengan wajahnya yang berseri.
Beberapa orang tua mungkin tidak menghentikan langkah kami dan tidak memberikan apa-apa pada si anak. Namun mereka tetap menatap si anak dan memberikan senyuman khas masing-masing sambil terus melangkah.
Baca juga;