Lihat ke Halaman Asli

Delianur

TERVERIFIKASI

a Journey

The Crusades: an Arab Perspective

Diperbarui: 8 Februari 2022   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: aljazeera

The Crusades; an Arab Perspective

Bila Asia itu representasi Timur dan Eropa itu representasi Barat, maka The Crusades atau Perang Salib adalah riwayat peradaban manusia yang akan terus dibicarakan dan dikenang. Terlebih bila Kristen dan Islam dianggap dua agama dengan pemeluk terbesar di dunia

Ada banyak hal menarik dalam dokumener berjudul "The Crusades; an Arab Perspective" yang dipublikasikan Aljazeera pada tahun 2018 ini. Dokumenter Aljazeera ini sendiri terdiri dari empat episode dengan durasi masing-masing episode sekitar 45 menit. 

Tambahan episode ke-5 yang hanya berdurasi sekitar 2 menit, berisi profil singkat Shalahuddin Al-Ayyubi. Dokumenter ini bisa diakses secara gratis di akun YouTube resmi Aljazeera

Diantara yang menarik tentunya figur Shalahuddin Al-Ayyubi. Bagi kaum muslimin Shalahuddin adalah "The Greatest Hero" dalam Perang Salib. Al-Ayyubi berbeda kontras baik dengan pendahulu maupun penerusnya. 

Bila pendahulunya gagal menyingkirkan ego supaya bisa bersatu untuk menghadapi invasi Eropa ke Jerusallem, maka Al-Ayyubi berhasil menyatukan seluruh elite politik umat Islam untuk bersatu merebut kembali Jerusallem dari Pasukan Salib Eropa.

Para penerus Shalahuddin disebutkan juga berhasil membendung upaya penaklukan kembali Jerusallem. Namun Al-Ayyubi dianggap tetap yang terbesar. Karena beliau berhasil merebut Jerusallem ketika Eropa berada dalam puncak kekuatannya di Arab. 

Sementara para penerusnya berhasil membendung kedatangan Eropa ke Jerusallem karena dalam banyak hal terbantu oleh keteledoran strategi perang Eropa. Seperti ketika Eropa tidak kenal geographis dan memprediksi cuaca Timur Tengah sehingga serangan mereka gagal disebabkan banjir di Mesir karena luapan sungai Nil.

Lebih dari itu, Al-Ayyubi juga dikenal bukan orang Arab dan dianggap lebih jernih dan tulus ketika memimpin perebutan kembali Jerusallem.

Disebutkan bahwa ketika meninggal, mantan Gubernur Mesir dan Syiria, hanya meninggalkan sedikit harta yang bahkan tidak cukup untuk membeli kain kafan. Sementara para penerus Al-Ayyubi kerap termotivasi untuk meraih simpati publik ketika menyatakan perang terhadap Pasukan Salib dari Eropa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline