Lihat ke Halaman Asli

Delianur

TERVERIFIKASI

a Journey

Jangan Lupa Water Break

Diperbarui: 24 Oktober 2021   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Filippo Inzaghi adalah salah satu top skor terkemuka dalam sejarah Sepakbola Liga Italia. Gol-gol nya membantu setiap klub yang dia bela, seperti Juventus atau AC Milan, untuk meraih trophy. Oliver Khan, salah satu penjaga gawang terkemuka Jerman, adalah diantara penjaga gawang yang menyatakan kejerihannya menghadapi Inzaghi.

Meski begitu, Inzaghi dianggap sebagai pemain yang tidak mempunyai tekhnik mumpuni. Johan Cruyff legenda Sepakbola Belanda, menyebutkan bahwa Inzaghi itu orang yang tidak bisa bermain bola. Hanya saja dia selalu mempunyai timing yang tepat ketika bergerak. Begitu juga menurut legenda MU, Alex Ferguson. 

Menurut Fergie, Inzaghi itu pemain Sepakbola yang lahir dalam posisi offside. Karena dalam satu pertandingan, Inzaghi bisa saja tidak mencetak gol. Tapi sudah pasti offside berkali-kali.

Bila Cruyff menyebut Inzaghi orang yang cermat memanfaatkan timing dan Fergie menyebut Inzaghi si Raja offside, konon kelebihan Inzaghi dalam menjadi pencetak gol handal karena dia tidak pernah berhenti berlari. 

Inzaghi terus bergerak dan berlari. Sehingga tidak hanya menyebabkan kebingungan lawan, tapi dia juga bisa tetap konstan menjaga kecepatannya. Karena bila dia berhenti bergerak, maka akan kesulitan untuk memulai bergerak kembali.

Dalam kecepatan dan percepatan, mungkin kita bisa menganalogikannya seperti kita yang sedang mengemudi kendaraan manual. Bila kendaraan terus bergerak, kita hanya perlu menginjak pedal gas sedikit saja untuk menjaga kecepatan mobil. Tidak perlu ganti posisi persneling. 

Berbeda bila mobil berhenti dulu. Ketika mobil berhenti dan mau bergerak lagi, kita terpaksa memasang ulang persneling ke angka 1. Perpindahan persneling ke angka 1 bukan hanya menguras bahan bakar lebih banyak, tapi mobil mesti bergerak dari awal lagi dalam kecepatan rendah.

Maka begitu juga main sepeda. Apalagi ketika bermain di tanjakan. Cara terbaik supaya kita bisa melalap tanjakan demi tanjakan, adalah dengan terus bergerak dan tidak berhenti. Karena bila kita berhenti, maka kita butuh energi yang lebih besar untuk memulainya. Bila mau berhenti, maka pastikan bila itu adalah kekuatan terakhir yang kita miliki. Setelah itu, lebih baik berhenti, istirahat dan balik badan pulang. Jangan dipaksakan.

Namun seperti juga bermain bola, bersepeda juga menyerap cairan lebih banyak dalam tubuh kita. Badan kita terasa terbakar sehingga cairan dalam tubuh tersedot. Ada ancaman dehidrasi yang harus diantisipasi. Baik ketika main bola maupun bersepeda.

Dalam Sepakbola, ancaman dehidrasi diantisipasi dengan adanya Water Break. Para pemain diistirahatkan dahulu beberapa saat untuk minum. Cara lain adalah. Cara lain adalah para pemain yang melipir ke pinggir lapangan. Meminta air mineral ke official team.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline