Selain kisah kasih tokoh utamanya, maka cerita perburuan dan perebutan Kitab adalah hal yang kerap muncul dalam film-film serial Kung Fu China. Perburuan Kitab, baik itu Kitab Kung Fu, Kitab pengobatan, maupun Kitab strategi perang, selalu menjadi latar dari segala konflik yang muncul dalam film itu. Kitab Kung Fu terhebat akan diburu banyak pendekar mashur untuk menjadikan mereka Pendekar nomor satu tanpa tanding. Kitab siasat perang terhebat, akan diburu para raja sebagai pedoman bagi mereka menaklukan daerah-daerah lain.
Hanya saja dalam setiap perebutan Kitab tersebut, keberhasilan memperebutkan dan memiliki sebuah Kitab maha sakti tidak otomatis menjadikan orang tersebut berpeluang besar menjadi pendekar sakti mandraguna. Karena mempelajari sebuah Kitab sakti, tidak selalu mudah. Didalamnya banyak sekali rangkaian kata yang sulit difahami secara instant.
Butuh pemahaman mendalam untuk mengetahui maksudnya. Bila salah memahami isi dalam Kitab tersebut, maka alih-alih menjadikan diri menjadi saktri mandraguna, justru bisa jadi sebaliknya. Salah mempelajari sebuah Kitab sakti, bisa membuat orang yang mempelajarinya jadi gila atau cacat seumur hidup.
Mempelajari sebuah Kitab Sakti, bukan hanya butuh waktu panjang, tetapi juga pendamping. Masa yang panjang dibutuhkan karena memahami isi Kitab sakti tidak bisa instant.
Banyak alegori bermakna sangat mendalam yang membutuhkan waktu dan pengalaman untuk dicari maksudnya. Butuh pendamping dalam mempelajarinya bukan hanya supaya bisa cepat memahami, tetapi juga supaya orang tidak salah memahami. Kesalahan memahami, berakibat salah mempraktekan. Kesalahan mempraktekan akan berakibat fatal. Seperti yang disebutkan sebelumnya, kesalahan itu bisa menyebabkan gila, cacat, Kung Fu nya hilang atau bahkan mati.
Seperti dalam The Legend of Condor Heroes versi 2017 misalnya. Pada film ini ada dua perebutan dua Kitab yang dianggap unggul. Kitab 9 bulan sebagai Kitab yang berisi jurus-jurus Kung Fu tersakti yang diburu banyak pendekar sakti. Lainnya adalah Kitab perang Wu Mu. Kitab perang yang diyakini berisi siasat perang canggih yang diincar kerajaan Jin demi menaklukan tetangganya, Kerajaan Song.
Kitab 9 bulan yang diperebutkan banyak pendekar, tidak otomatis bisa dipelajari oleh Pendekar Pemanah Rajawali, Gao Jin, meski isi Kitab tersebut sudah dia hapal diluar kepala.
Didalam Kitab tersebut bukan hanya banyak istilah dan paparan yang tidak bisa difahami secara leterleks, tetapi juga ujaran lama yang mesti dimengerti konteks kemunculannya juga bahasa-asing yang tidak familiar.
Gao Jin selain membutuhkan orang yang membantunya memahami isi Kitab 9 Bulan, juga butuh banyak petunjuk lain. Seperti ketika dia melihat 7 bintang di langit, ternyata dalam banyak hal itu berkaitan dengan isi Kitab yang sedang dia pelajari.
Bila kita memahami film sebagai sebuah pantulan kehidupan masyarakat, dari sinilah kita bisa faham dasar peradaban gemilang China masa lalu. Setidaknya ada dua hal yang tergambar dari film-film Kung Fu China tersebut.
Pertama, Buku atau pengetahuan adalah syarat utama kemajuan sebuah bangsa atau seorang Individu. Kitab Kung Fu klasik atau terunggul adalah sesuatu yang mesti dicari seorang Pendekar bila dia mau leading sebagai pendekar nomor wahid tanpa tanding. Kitab siasat perang paling efektif, adalah hal yang harus dimiliki dan dikuasai bila sebuah negara ingin mengembangkan dan mempertahankan pengaruhnya.