Lihat ke Halaman Asli

Delianur

TERVERIFIKASI

a Journey

Gandhi dan Perjuangan Melawan Diri Sendiri

Diperbarui: 6 Februari 2018   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bio.com

Dalam perjalanan ke Afrika Selatan, Gandhi mengalami perlakuan menyakitkan. Gandhi yang duduk di kelas eksekutif, diprotes. Di Afrika Selatan hanya orang kulit putih yang bisa naik kelas eksekutif. Gandhi disuruh pindah ke kelas ekonomi oleh petugas kereta. Karena menolak, Gandhi pun diturunkan di statsiun terdekat sebelum sampai tempat tujuan.

Protes terhadap perlakuan ini, Gandhi mengajak teman-temannya yang Muslim, Yahudi, Sikh, Kristen untuk melawan. Satu hal ditekankan Gandhi dalam melakukan perlawanan ini; perlawanan tidak boleh memakai kekerasan. Musuh boleh memakai kekerasan, tetapi mereka tidak boleh membalasnya dengan kekerasan. Akibatnya, badan Gandhi remuk dipukul tongkat tentara. Tetapi hasilnya ternyata efektif.

Perlawanan tanpa kekerasan di Afrika Selatan inilah yang diterapkan Gandhi di tanah kelahirannya India. Tetapi rupanya Afrika Selatan berbeda dengan India. Di India tentara Inggris tidak hanya dibekali senapan, tetapi juga sangat bengis. Akibatnya, sekitar 1.500 orang India meninggal dibantai pasukan Inggris yang bebas tanpa perlawanan memuntahkan lebih dari 1.600 peluru.

Gandhi sedih. Tetapi berbeda dengan Nehru, PM pertama India, Muhammad Ali Jinnah, PM pertama Pakistan, Gandhi bersikukuh meneruskan pola ini. Menurut Gandhi, dalam setiap ketidakadilan selalu akan ada perlawanan. Hanya perlawanan seperti apa yang akan dilakukan. Apakah melanggar hukum atau melakukan apa yang seperti dilakukan para penindas. Apa bedanya dengan penindas kalau melakukan seperti yang dilakukan penindas?

Pastinya prinsip ini bukannya tanpa resiko. Ide Gandhi ini bukan hanya dilanggar oleh para pengikut setianya dan diprotes teman-teman seperjuangannya, tetapi juga dimanfaatkan penjajah Inggris. Gandhi sendiri bukannya tidak putus asa dengan prinsipnya. Dalam satu kesempatan Gandhi mengakui bila dia kadang putus asa. Hanya saja ketika putus asa, dia selalu ingat bahwa dalam sejarah kehidupan manusia cinta dan kebenaran itu selalu menjadi pemenang.

Bila melihat cara Gandhi melawan, saya teringat sebuah slogan: Think Globally, Act Locally. Gandhi berpikir besar tentang perlunya kebebasan dan kemerdekaan tapi mengkonkretkannya dalam langkah sederhana. Seperti langkah mengajak masyarakat memintal kain dan membuat garam sendiri. Bagi Gandhi, salah satu sumber penghisapan Inggris pada masyarakat India adalah ketika masyarakat India mesti membeli pakaian yang dibuat Inggris. Sementara garam, adalah urat nadi kehidupan yang mesti dibuat dan diperjualkan sendiri. Gerakan ini tidak hanya akan merepotkan Inggris, tetapi juga akan membuat India mandiri.

http://ccquiz.ir

Bagi para pengkaji mistisisme Islam, Gandhi seperti orang yang memiliki ilmu laduni. Dia tidak membaca tentang teori independensia para pemikir neo-marxis, tetapi tahu bahwa salah satu sebab kemunduran dunia ketiga seperti India, adalah karena penghisapan dan interaksinya dengan negara maju seperti Inggris.

Langkah perjuangan Gandhi sendiri seperti menjelaskan tentang fenomena para pejuang kemanusiaan yang dihari berikutnya berbalik menjadi penindas kemanusiaan. Dalam dinamika kehidupan politik kita, tidak jarang kita temukan orang-orang yang sekarang didakwa sebagai koruptor, adalah orang yang dulunya pejuang anti korupsi.

Hal ini menurut Gandhi karena dasar perjuangan manusia paling hakiki itu bukan melawan musuh luar, tetapi musuh di dalam dirinya. Nafsu dan ego yang berputar-putar didalam diri manusia, itu jauh lebih berat dilawan ketimbang lawan diluar. Ketika ego dan nafsu itu sudah bisa dikendalikan, maka sangat mudah melawan musuh diluar.

Karenanya ketika Ali Jinnah, Nehru, Petel bersitegang apakah perjuangan kemerdekaan India akah berakhir dengan pecahnya India menjadi India dan Pakistan atau tetap satu India, Gandhi bersikukuh bahwa India harus tetap satu. Bila minoritas muslim India merasa terancam kehidupannya pasca Inggris pergi, Gandhi rela Ali Jinnah yang muslim menjadi Perdana Menteri pertama India dan dia akan meminta Nehru mundur. Ketika Hindu-Muslim di kalkuta saling membunuh, Gandhi yang Hindu mendatangi rumah seorang muslim korban pembunuhan, tidur di loteng rumahnya dan menyatakan akan berpuasa dan berdoa sampai semua kekacauan di kalkuta berhenti.

Kontrol ego dan keteguhan memegang prinsip inilah yang menjadikan Gandhi menjadi sosok yang tidak hanya dihormati kaum Hindu India, tapi juga kaum Muslim, Sikh, Yahudi, Kristen dll. Padahal Gandhi menghadapi ancaman yang tidak ringan dalam memegang prinsipnya itu. Untuk menggambarkan bagaimana kokohnya Gandhi memegang prinsip, Albert Einstein mengatakan bahwa generasi pasca 1945 mungkin tidak akan pernah percaya bahwa ada orang seperti Gandhi yang pernah hidup di bumi ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline