Lihat ke Halaman Asli

Delianur

TERVERIFIKASI

a Journey

Ulasan Film "Malcolm X"

Diperbarui: 14 Januari 2018   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.austinchronicle.com

Malcolm X 

Dalam sebuah tamsil yang cukup mashur, diceritakan tentang seorang pertapa yang kesehariannya tidak lepas dari mengingat Tuhannya. Karena dia dianggap sebagai orang yang sangat suci dan terhormat, masyarakat pun sangat menghormati dan menaati dirinya. 

Karena dia mempunyai pengaruh sangat besar juga selalu mendekat pada penciptanya, setan pun senantiasa mengganggu dan menggoda dirinya. Tetapi sekian lama setan menggoda dan sekian upaya dipakai untuk mengganggu, orang tersebut tetap saja tidak tergoda mengikuti ajakan setan. 

Sampai suatu ketika akhirnya setan mempunyai formula menghancurkan orang tersebut. Caranya adalah dengan menitipkan seorang gadis kecil pada si pertapa dengan dalih supaya mengajari kebaikan bagi wanita tersebut. Karena diminta merawat seorang gadis kecil, si pertapa tidak kuasa menolaknya. 

Tetapi waktu berjalan, gadis kecil yang dititipkan kepada si pertapa tumbuh menjadi wanita muda yang manis, cantik dan menggoda. Sekian lama si pertapa menahan hasrat dirinya sebagai lelaki melihat wanita cantik, akhirnya defense mechanism yang dia miliki runtuh. Si pertapa menggauli perempuan yang bukan istrinya alias berzina. 

Usai bersetubuh dengan perempuan yang bukan istrinya, si pertapa takut membayangkan bila kelakuannya itu diketahui masyarakat. Mereka yang menghormati nya bukan hanya berbalik akan mencercanya, bahkan juga mungkin akan membunuhnya. Karena nya si pertapa pun lalu membunuh si wanita tersebut untuk menutupi jejak kejahatannya. 

Usai membunuh, rupanya si pertapa tersebut sadar bila itu juga tindakan terlarang. Si pertapa bingung dengan apa yang sudah dilakukannya. Dalam kebingungan tersebut, dia pun menghadapi nya dengan meminum tuak supaya semua masalah terlupakan. Seketika dalam satu waktu, ada tiga dosa yang dilakukan si pertapa dalam waktu singkat : berzina, membunuh dan meminum arak. 

Mungkin tamsil inilah diantara cara memahami jalan hidup seorang Malcolm X, tetapi dalam alur yang dibalik. 

Sebagai seorang muslim pembela hak-hak warga kulit hitam Amerika, Malcolm seperti memegang teguh ide Islam Transformatif dimana orang mesti aktif melakukan transformasi sosial, tidak boleh diam begitu saja melihat realitas yang menyimpang.

Seperti yang disebutkan Sir Muhammad Iqbal, watak transformasi Islam terlihat dari peristiwa Isra Mi'rajnya Nabi. Bila tujuan tertinggi seorang Muslim adalah bertemu dengan Tuhan-Nya (liqa rabbihi), mestinya ketika Nabi Mi'raj dan bertemu langsung dengan Allah, putra Abdullah ini seharusnya memilih tinggal di langit bersama Tuhan nya. Tetapi itu tidak dilakukan. Nabi memilih kembali ke bumi ketimbang berada di langit bersama Tuhan. 

Masa muda Malcolm juga berbeda dengan si pertapa. Suram dan penuh dengan kekerasan dan kejahatan. Malcolm muda adalah mucikari, pencuri, pemadat, pengedar narkoba juga anggota gang. Adapun masa kecilnya, Malcolm hidup dalam tekanan diskriminasi rasial terhadap warga kulit hitam. Rumahnya dibakar kelompok Kristen fanatik, Ku Klux Klan, yang tidak menghendaki ada orang kulit hitam yang tinggal di daerah mereka. Tidak hanya itu, Bapak nya pun dibunuh dengan cara diikat hidup-hidup di rel kereta api. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline