Lihat ke Halaman Asli

Delianur

TERVERIFIKASI

a Journey

Ulasan Film "Land of Mine"

Diperbarui: 6 Januari 2018   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Film dengan latar Perang Dunia II, selalu menceritakan Jerman dengan Nazi nya yang kejam dan ras Yahudi sebagai korban. Tetapi Land of Mine berbicara lain. Alih-alih mengeksploitasi Nazi sebagai penjahat, film ini justru mengungkap tentara Nazi sebagai korban.

Adalah anak-anak muda Jerman yang mungkin tidak tahu menahu tentang perang tapi harus mengikuti wajib militer. Naas nya, mereka bertugas di masa-masa ketika Jerman kalah. Maka di Denmark ketika masuk fase terakhir kependudukan Pasukan Jerman, anak-anak muda ini kena getahnya.

Perpaduan antara kebencian terhadap Jerman serta kebutuhan untuk membersihkan ranjau yang dipasang Jerman di sepanjang pantai barat Denmark, membuat pasukan Denmark mengumpulkan dan menyuruh mereka untuk membersihkan sekitar 2.2 Juta ranjau yang tersebar di sepanjang pantai Barat Denmark dengan tangan kosong. 

Salah satu diantaranya adalah 45.000 ranjau yang mesti dibersihkan oleh satu gugus pasukan berisi 14 tentara muda Jerman dalam waktu 3 bulan. Mereka baru bisa pulang ke Jerman kalau sudah berhasil membersihkan ranjau-ranjau itu.

Konon dalam upaya membersihkan ranjau-ranjau itu, Denmark memakai sekitar 2000 pasukan Jerman yang sebagian besar dari mereka anak muda dan hanya setengah dari mereka yang selamat dari ranjau itu.

Hal yang menarik dari film ini, adalah ketika Denmark yang sudah mempunyai kebencian sampai keubun-ubun terhadap Jerman yang sudah menguasai mereka, pada akhirnya tidak bisa terus menerus hidup dengan kebencian dan kemarahan.

Karena merek juga manusia dan ada mekanisme dalam manusia yang tersentuh ketika melihat anak-anak muda Jerman mesti bertaruh nyawa untuk membersihkan ranjau.

Mungkin inilah hal yang menarik dari Land of Mine. Tentang manusia yang selalu mempunyai self mechanism untuk keluar dari situasi yang bertentangan dengan sisi kemanusiaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline