Lihat ke Halaman Asli

Delianur

TERVERIFIKASI

a Journey

Nonton Juventus Pun Perlu Khusyuk

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Malam dinihari tadi ada live Liga Champion antara Juventus-Real Madrid. Selepas menonton pertandingan yang berakhir untuk kemenangan Juventus itu, saya sempatkan online sebentar.  Sekedar cek email, baca berita juga buka medsos. Di facebook saya lihat masih ada “sisa-sisa” pertandingan Juventus dan Real Madrid. Berbagai macam status pendukung kedua klub berseliweran di time line

Ada status gol nya Tevez, eksplosifnya seorang Gareth Bale, ejekan dan pujian buat kedua tim. Tidak lupa ada juga yang menanyakan kenapa wasit tidak memberikan bek Madrid kartu merah ketika melanggar Tevez di kotak pinalti. Lalu mengatakan wasit curang karena hanya memberikan pinalti tidak dibarengi kartu merah. Semuanya serba ada dan ditulis berbeda beberapa detik dan menit saja dengan kejadian yang dilihat di TV

Jadi kalau di visualisasikan, penonton pertandingan malam tadi selain dibarengi TV, juga ditemani smartphone. Online dengan aplikasi medsos yang ready update. Begitu ada kejadian menarik perhatiannya, langsung dia meraih smartphone nya dan update medsos.

Sepertinya update seperti ini tidak hanya terjadi di medsos, tetapi juga di beberapa group instant message seperti WA, BBM, Line dsb. Saya mengalami ini ketika pertandingan final antara Persib Bandung dan Persipura. Waktu itu meskipun masih dalam perjalanan perjalanan, tetapi masih bisa mengikuti pertandingan karena ada teman-teman yang berbalas posting tentang pertandingan itu di group WA dan BBM. Bahkan rasanya kemarin di siaran langsung tinju antara Packman dan Mayweather pun rasanya hampir sama seperti ini.

Sepertinya di era gadget ini cara kita menonton pertandingan bola pun sudah berubah. Tidak lagi se fokus dan se khusyuk dulu. Saya ingat bagaimana dulu orang nonton siaran sepakbola. Sebelum Kick Off segala hal kita siapkan. Orang tidak hanya menyiapkan berbagai macam makanan dan minuman untuk menemani main bola, pekerjaan pun ditunda dulu. Semua hal yang disinyalir akan mengganggu, harus disingkarkan terlebih dahulu. Jangan sampai ada yang mengganggu kenikmatan menonton sepakbola.

Bila pertandingannya berlangsung dini hari, orang tidur cepat bukan hanya supaya bangun tepat waktu, tetapi supaya ketika menonton tidak diganggu rasa ngantuk. Pokoknya sesuatu yang dianggap akan menggangu, mesti disingkarkan dahulu. Bahkan kadang-kadang istri pun tidak dipedulikan dulu. Tidak aneh kalau banyak istri yang mencak-mencak kalau sudah datang Piala Dunia. Karena itulah masa ketika mereka diacuhkan dan tidak dipedulikan para suami sementara mereka harus peduli terhadap para suami yang akan nonton siaran Piala Dunia.

Tetapi sekarang sepertinya tidak seperti itu. Orang menonton bola sambil ditemani gadget. Update status facebook, nge tweet, posting di group WA, BBM, Line hampir tiap detik. Lalu menyempatkan dirinya juga untuk membalas reply dari setiap group atau medsos yang dia ikuti. Mata mereka tidak hanya tertuju ke layar TV tetapi juga ke layar smartphone. Pikirannya pun ketika itu tidak hanya tertuju kepada pertandingan, tetapi juga tertuju ke medsos dan berbagai macam group message yang dia ikuti.

Karenanya tidak aneh kalau ada yang bilang kalau orang sekarang itu butuh banyak piknik. Berdalih era multi tasking, semua pekerjaan dituntaskan dalam satu waktu. Tidak bisa mengerjakan pekerjaan satu persatu dan menikmatinya. Selalu ada interupsi dari setiap apa yang kita lakukan. Bahkan sepakbola yang awalnya sebuah hiburan, menjadi tontongan yang memusingkan. Ketika menikmati sepakbola mesti posting atau update medsos dulu. Bukannya bergembira dan bersenang-senang.

Jadi supaya kita kembali ceria, mari kita mulai dengan hal sederhana ; Khusyuk nonton Juventus. Kita nikmati dulu semua apa adanya. Siapa tahu setelah ini kita jadi terbiasa khusyuk menjalankan pekerjaan yang membutuhkan kekhusyukan lebih besar. Shalat misalnya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline